Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Klaim Sudah Hentikan dan Tetapkan Tersangka Kasus Penambangan Emas Ilegal di Bukit Soeharto

Kompas.com - 28/03/2022, 12:14 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan bahwa pihaknya telah menangkap dan menetapkan tiga tersangka penambangan emas ilegal di Kawasan Tahura Bukit Soeharto, Kalimantan Timur.

Ia mengungkapkan, langkah ini diambil sebagai bagian dari operasi pengamanan dan pemulihan pertambangan.

"Sedang pengembangan ke arah pemodal pak ketua. Yang kena (tersangka) ini koordinator lapangannya. Jadi pengembangannya sedang terus dilakukan," kata Siti dalam rapat kerja (raker) Komisi IV DPR, Senin (28/3/2022).

Menurut dia, KLHK akan terus melakukan pengembangan kasus penambangan tanpa izin. Sebab, masih ditemukan adanya praktik serupa di kawasan Bukit Soeharto.

Baca juga: Sumber Air Bersih 35.000 Warga Bengkayang Kalbar Terancam Limbah Penambangan Emas Tanpa Izin

"(Pengembangannya) termasuk yang Minggu lalu. Seminggu sebelumnya ada (tertangkap), kemarin juga kami temukan lagi," jelas dia.

Dia mengatakan, hingga kini KLHK juga mencatat ada sebanyak 66 kasus pidana penambangan tanpa izin yang sudah ditetapkan tersangka atau P21.

Kemudian, ada 102 operasi pengamanan dan pemulihan pertambangan.

Siti melanjutkan, saat ini KLHK telah menghentikan seluruh kegiatan penambangan emas ilegal di kawasan tersebut.

"Sudah penyegelan. Kalau alatnya ditarik, ketua. Kami di lapangan kemarin, semua yang ketemu itu alatnya langsung ditarik, dijadikan alat bukti," jelasnya.

Mendengar pernyataan itu, Ketua Komisi IV DPR Sudin mempertanyakan mana bukti bahwa KLHK sudah melakukan penyegelan terhadap aktivitas penambangan ilegal itu.

Baca juga: Soal Penambangan Emas Ilegal di Manokwari dan Pegunungan Arfak, Polisi Diminta Ambil Tindakan

Untuk itu, dia meminta KLHK menyertakan bukti berupa dokumentasi penyegelan pada aktivitas tersebut.

"Menghentikan kegiatan? Penyegelan atau alat kerja? Alat berat disita semua? Coba nanti difotoin ya," pinta Sudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com