Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Marah-marah ke Menteri, Pengamat Ingatkan soal Jebakan Politik Simbolisme

Kompas.com - 27/03/2022, 15:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemarahan Presiden Jokowi terhadap sejumlah kementerian yang boros menggunakan produk impor dianggap tak terlepas dari politik simbolisme.

Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan, cara ini juga kerap diperagakan oleh pendahulu Jokowi, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Dengan kemarahan itu tadi, yang menarik adalah bahwa sebagaimana SBY, tingkat popularitas dan kepuasaan publik terhadap jokowi dan pemerintahannya bisa dijaga pada tataran yang relatif tinggi," kata Arif dalam diskusi daring bertajuk "Jokowi Jengkel: Menuju Reshuffle Kabinet", Minggu (27/3/2022).

"Artinya, seperti halnya SBY, Jokowi berhasil mengisolasi persoalan. Ketika mereka marah kepada menteri, serupa seperti SBY, Jokowi sedang meletakkan bahwa problemnya ada pada menteri, bukan pada presiden," imbuhnya.

Baca juga: Murka Jokowi Menteri Pakai Barang Impor, Mutu Produk Lokal Disebut Harus Bersaing

Di samping itu, lanjut Arif, kemarahan Jokowi ini pun dapat ditafsirkan sebagai sebuah desakan terhadap mitra-mitra koalisinya.

Hal ini tak terlepas bahwa kursi-kursi menteri di era Jokowi, sebagaimana SBY, bukan hanya soal kinerja pemerintahan melainkan juga distribusi kue kekuasaan terhadap partai-partai politik.

Ketika "marah-marah" saat memberikan pengarahan secara virtual di acara Afirmasi Bangga Buatan Produk Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022), Jokowi sendiri menyinggung soal reshuffle, isu yang memang belakangan juga berembus kian kencang.

"Kementerian sama saja, tapi itu bagian saya. Reshuffle. Sudah saya itu, kayak gini enggak bisa jalan," ujar Jokowi.

Baca juga: Daftar Kementerian dan Lembaga yang Kena Omel Jokowi soal Belanja Barang Impor

Politik simbolisme ini, ujar Arif, merupakan pretensi buruk dalam kancah politik nasional.

Menunjukkan kemarahan di publik mengaburkan persoalan yang seharusnya dibenahi lewat kebijakan.

"Politik kita menyediakan banyak panggung untuk bisa diakses dengan mudah oleh publik dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Kalau presiden marah kan ekspresinya terlihat. Bandingkan kalau presiden menyusun kebijakan," jelas Arif.

"Apakah ini kemudian secara esensial bisa mengubah kinerja pemerintahan, jawabannya tidak. Kemarahan presiden pada menterinya di hadapan publik sebetulnya memberi kita jebakan politik simbolisme, seolah marah berarti bekerja," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com