JAKARTA, KOMPAS.com – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari mengemukakan usul agar para petugas ad hoc Pemilu 2024, di antaranya Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mendapatkan fasilitas kesehatan gratis.
Hasyim menambahkan, fasilitas ini diusulkan agar diberikan oleh pemerintah daerah (pemda) masing-masing.
“Ke depan kita mau minta tolong kepada Kemendagri untuk mengordinasikan pemda-pemda agar memberi layanan kesehatan bagi para petugas ad hoc ini,” jelas Hasyim dalam talkshow GASPOL Kompas.com, Selasa (22/3/2022).
Baca juga: Pesan Anggota KPU untuk Pihak yang Ingin Tunda Pemilu: Tanya Masyarakat…
“Petugas-petugas ini kan warga daerah setempat. Kalau pemdanya turun tangan kan berarti mengayomi, melayani warganya sendiri. Minimal agar tidak hipertensi dan diabetes,” lanjutnya.
Hasyim mengakui bahwa honorarium bagi para petugas ad hoc itu tidak cukup banyak.
Sementara itu, kematian para petugas KPPS pada Pemilu 2019 menjadi catatan kritis untuk mengapresiasi kinerja para KPPS.
Hasil pendalaman ketika itu, penyakit penyerta hipertensi dan diabetes menjadi salah satu faktor utama di balik gugurnya para petugas.
“Khusus PPK, PPS, KPPS, mohon maaf, honornya kan sedikit, mau periksa kesehatan kan mahal dan fasilitas kesehatan tidak selalu tersedia di kampung-kampung,” ujar Hasyim.
Baca juga: KPU Akan Naikkan Honor Petugas KPPS 3 Kali Lipat pada Pemilu 2024
Di sisi lain, Hasyim memastikan, perekrutan petugas KPPS untuk Pemilu 2024 akan dilakukan secara lebih ketat, utamanya dalam menjamin riwayat kesehatan mereka.
“Rekrutmen KPU provinsi, kabupaten/kota, PPS dan KPPS sebisa mungkin di bawah 50 tahun supaya fit. Kedua, harus sehat,” ujarnya.
“UGM, Kemenkes, IDI, mereka masing-masing melakukan studi tentang itu (kematian petugas KPPS pada Pemilu 2019). Temuan fisiknya, rata-rata yang meninggal itu umurnya di atas 50 tahun, rata-rata yang meninggal itu punya komorbid. Kalau kita cek hasil peneliitan 3 lembaga itu, komorbid paling besar tekanan darah tinggi sama diabetes,” jelas Hasyim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.