Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ayodha Pramudita
ASN Kementerian Sekretariat Negara

Public Policy Lead, Task Force Menteri Sekretaris Negara

60 Tahun Pratikno: Dari Dolog Gede untuk Indonesia

Kompas.com - 13/02/2022, 22:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Widya Priyahita Pudjibudojo, Ayodha Pramudita, Ekamara Putra Ananami

HARI INI, 13 Februari 2022, Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, berulang tahun ke-60.

Sosok yang kerap dipanggil Pak Tik ini ibarat busi kendaraan. Ia tidak selalu tampak, namun memiliki peran krusial dalam posisi pangabdian apa pun dan di mana pun.

Izinkan kami, tiga murid yang kini menjadi pendukung beliau di kementerian, membagikan kesan, pengalaman, dan cerita-cerita inspiratif di balik layar yang mungkin bermanfaat.

Kos, beasiswa, dan cumlaude

Pak Tik lahir di desa terpencil di Bojonegoro, tahun 1962. Beliau adalah anak kedua dari lima bersaudara.

Sejak belia, Pak Tik sudah meninggalkan rumah untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

Kala itu, SMP di kotanya memang baru tersedia di pusat kota yang berjarak puluhan kilometer dari desanya. Tak heran jika kemudian mayoritas putus sekolah.

Berbekal kecerdasan dan tekad kuat, beliau satu-satunya di angkatan yang berhasil lanjut ke SMP.

Kehidupan kos yang serba terbatas sangat memengaruhi daya juangnya. Sejak kecil Pak Tik terlatih untuk hidup mandiri.

Kehidupan SD, SMP, dan SMA dilalui dengan lancar dan dengan prestasi akademik yang membanggakan. Selalu menjadi lulusan terbaik.

Selepas SMA, Pratikno muda hijrah ke Yogyakarta guna melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan beasiswa.

Selama kuliah, beliau aktif di berbagai kegiatan ilmiah: diskusi, penelitian, dan penulisan. Oleh karena terbilang cerdas, rajin, dan memiliki artikulasi yang baik, beliau diminta oleh dosen senior sebagai asisten.

Beliau lulus cepat dengan predikat cumlaude dan akhirnya diangkat menjadi dosen tetap UGM. Perjalanan pendidikannya terus berlanjut.

Kos, beasiswa, dan cumlaude adalah tiga kata yang sangat lekat menemani beliau dalam menuntut ilmu.

Gelar master diperoleh dari University of Birmingham, Inggris sedangkan gelar doktor dari University of Flinders, Australia.

Pada tahun 2008, beliau dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik UGM.

Dari Pak Tik, kami belajar untuk berani bermimpi tinggi dan mewujudkannya. Pesan yang kami ingat dalam suatu obrolan, “Kalau mimpiku tergantung dana yang kupunya, aku hanya akan sekolah hingga lulus SD. Tidak akan lanjut SMP apalagi hingga jenjang doktoral. Kalian bermimpilah yang tinggi. Sumber daya untuk mewujudkannya ada di mana-mana.”

Di samping itu, satu petuah lain yang menarik dibagikan, yakni sekolah pada dasarnya adalah learn how to learn, unlearn, and relearn bukan learn about something karena something mudah obsolete.

Sekolah membantu kita untuk mudah beradaptasi terhadap perubahan dunia yang demikian cepat dan radikal.

Untuk itu, manusia yang akan bertahan dan menang adalah seorang powerful agile learner, bukan semata-mata orang dengan gelar mentereng.

Akademisi, manager, dan leader

Mungkin banyak yang tidak mengira jika Pak Tik juga merupakan manajer yang hebat dengan banyak terobosan dan inovasi sejak di lingkungan kampus.

Awal tahun 2000, saat menjabat Direktur Program Pascasarjana Politik Lokal (Polok) UGM, Pak Tik membenahi tata kelola organisasi dan manajamen riset.

Melalui perluasan kerja sama dengan berbagai mitra, sumber pendanaan dan hasil riset Polok meningkat signifikan.

Pada saat yang sama, perbaikan tata kelola juga dilakukan Pak Tik dalam manajemen Fakultas yang saat itu sekaligus dipercaya sebagai Wakil Dekan I Fisipol UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

Semangat menggebrak perubahan semakin kuat saat Pak Tik menjadi Dekan Fisipol UGM tahun 2008-2012.

Banyak program baru yang sangat berdampak bagi kemajuan Fisipol UGM, antara lain Bring People Back Home, penguatan pusat-pusat studi, dan inisiasi kolaborasi antar-Fisip seluruh Indonesia.

Namun, mungkin satu yang paling prestisius di antara terobosan Pak Tik saat itu, yaitu keberaniannya mengubah lingkungan dan bentuk fisik Fisipol.

Gedung Fisipol di Bulaksumur yang Pak Tik katakan sebagai “artefak” itu sudah saatnya untuk diganti oleh gedung baru yang lebih modern, yang lebih kondusif dan memadai, yang mendorong peningkatan produktivitas warga kampus.

Atas kerja keras dan bantuan seluruh pihak, baik internal fakultas maupun eksternal termasuk para alumni, akhirnya dalam tempo tiga tahun berhasil dibangun dua blok gedung baru yang megah dan modern dengan anggaran sekitar Rp 140 miliar.

Setelah menjadi Dekan, pada tahun 2012, Pak Tik terpilih sebagai Rektor UGM karena dukungan dari bawah.

Banyak sekali langkah transformatif yang dilakukan dalam kurun 2012-2014 sebelum kemudian dipercaya sebagai Mensesneg.

Beliau ingin memperkenalkan UGM menjadi kampus yang Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi. Artinya diakui secara internasional dan secara bersamaan mampu memberikan kontribusi bagi bangsa sesuai karakteristik dan kebutuhan.

Di samping itu, Pak Tik menginisiasi program Blue Campus = Green Campus 2.0, pembangunan Wisdom Park, penggalangan kerja sama dengan mitra untuk pembangunan gedung-gedung fakultas.

Kemudian menjadikan Perpustakaan Universitas sebagai Window of the World, serta pembenahan tata kelola dan penguatan pusat studi di tingkat universitas.

Untuk menciptakan harmoni antara lingkungan kampus dengan lingkungan sekitarnya, Pak Tik juga mencanangkan program Inspiring Bulaksumur Urban Community (IBUC) yang melibatkan 14 Padukuhuan di sekitar UGM.

Sedangkan di eksternal UGM, Pak Tik membawa kepemimpinan UGM semakin kuat dalam menjalankan Tri Dharma, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Di Yogyakarta, dibentuk Forum Rektor DIY. Di tingkat nasional, UGM banyak bekerja sama dan membantu pengembangan kampus-kampus di daerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com