Salin Artikel

60 Tahun Pratikno: Dari Dolog Gede untuk Indonesia

HARI INI, 13 Februari 2022, Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, berulang tahun ke-60.

Sosok yang kerap dipanggil Pak Tik ini ibarat busi kendaraan. Ia tidak selalu tampak, namun memiliki peran krusial dalam posisi pangabdian apa pun dan di mana pun.

Izinkan kami, tiga murid yang kini menjadi pendukung beliau di kementerian, membagikan kesan, pengalaman, dan cerita-cerita inspiratif di balik layar yang mungkin bermanfaat.

Kos, beasiswa, dan cumlaude

Pak Tik lahir di desa terpencil di Bojonegoro, tahun 1962. Beliau adalah anak kedua dari lima bersaudara.

Sejak belia, Pak Tik sudah meninggalkan rumah untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

Kala itu, SMP di kotanya memang baru tersedia di pusat kota yang berjarak puluhan kilometer dari desanya. Tak heran jika kemudian mayoritas putus sekolah.

Berbekal kecerdasan dan tekad kuat, beliau satu-satunya di angkatan yang berhasil lanjut ke SMP.

Kehidupan kos yang serba terbatas sangat memengaruhi daya juangnya. Sejak kecil Pak Tik terlatih untuk hidup mandiri.

Kehidupan SD, SMP, dan SMA dilalui dengan lancar dan dengan prestasi akademik yang membanggakan. Selalu menjadi lulusan terbaik.

Selepas SMA, Pratikno muda hijrah ke Yogyakarta guna melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan beasiswa.

Selama kuliah, beliau aktif di berbagai kegiatan ilmiah: diskusi, penelitian, dan penulisan. Oleh karena terbilang cerdas, rajin, dan memiliki artikulasi yang baik, beliau diminta oleh dosen senior sebagai asisten.

Beliau lulus cepat dengan predikat cumlaude dan akhirnya diangkat menjadi dosen tetap UGM. Perjalanan pendidikannya terus berlanjut.

Kos, beasiswa, dan cumlaude adalah tiga kata yang sangat lekat menemani beliau dalam menuntut ilmu.

Gelar master diperoleh dari University of Birmingham, Inggris sedangkan gelar doktor dari University of Flinders, Australia.

Pada tahun 2008, beliau dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik UGM.

Dari Pak Tik, kami belajar untuk berani bermimpi tinggi dan mewujudkannya. Pesan yang kami ingat dalam suatu obrolan, “Kalau mimpiku tergantung dana yang kupunya, aku hanya akan sekolah hingga lulus SD. Tidak akan lanjut SMP apalagi hingga jenjang doktoral. Kalian bermimpilah yang tinggi. Sumber daya untuk mewujudkannya ada di mana-mana.”

Di samping itu, satu petuah lain yang menarik dibagikan, yakni sekolah pada dasarnya adalah learn how to learn, unlearn, and relearn bukan learn about something karena something mudah obsolete.

Sekolah membantu kita untuk mudah beradaptasi terhadap perubahan dunia yang demikian cepat dan radikal.

Untuk itu, manusia yang akan bertahan dan menang adalah seorang powerful agile learner, bukan semata-mata orang dengan gelar mentereng.

Akademisi, manager, dan leader

Mungkin banyak yang tidak mengira jika Pak Tik juga merupakan manajer yang hebat dengan banyak terobosan dan inovasi sejak di lingkungan kampus.

Awal tahun 2000, saat menjabat Direktur Program Pascasarjana Politik Lokal (Polok) UGM, Pak Tik membenahi tata kelola organisasi dan manajamen riset.

Melalui perluasan kerja sama dengan berbagai mitra, sumber pendanaan dan hasil riset Polok meningkat signifikan.

Pada saat yang sama, perbaikan tata kelola juga dilakukan Pak Tik dalam manajemen Fakultas yang saat itu sekaligus dipercaya sebagai Wakil Dekan I Fisipol UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

Semangat menggebrak perubahan semakin kuat saat Pak Tik menjadi Dekan Fisipol UGM tahun 2008-2012.

Banyak program baru yang sangat berdampak bagi kemajuan Fisipol UGM, antara lain Bring People Back Home, penguatan pusat-pusat studi, dan inisiasi kolaborasi antar-Fisip seluruh Indonesia.

Namun, mungkin satu yang paling prestisius di antara terobosan Pak Tik saat itu, yaitu keberaniannya mengubah lingkungan dan bentuk fisik Fisipol.

Gedung Fisipol di Bulaksumur yang Pak Tik katakan sebagai “artefak” itu sudah saatnya untuk diganti oleh gedung baru yang lebih modern, yang lebih kondusif dan memadai, yang mendorong peningkatan produktivitas warga kampus.

Atas kerja keras dan bantuan seluruh pihak, baik internal fakultas maupun eksternal termasuk para alumni, akhirnya dalam tempo tiga tahun berhasil dibangun dua blok gedung baru yang megah dan modern dengan anggaran sekitar Rp 140 miliar.

Setelah menjadi Dekan, pada tahun 2012, Pak Tik terpilih sebagai Rektor UGM karena dukungan dari bawah.

Banyak sekali langkah transformatif yang dilakukan dalam kurun 2012-2014 sebelum kemudian dipercaya sebagai Mensesneg.

Beliau ingin memperkenalkan UGM menjadi kampus yang Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi. Artinya diakui secara internasional dan secara bersamaan mampu memberikan kontribusi bagi bangsa sesuai karakteristik dan kebutuhan.

Di samping itu, Pak Tik menginisiasi program Blue Campus = Green Campus 2.0, pembangunan Wisdom Park, penggalangan kerja sama dengan mitra untuk pembangunan gedung-gedung fakultas.

Kemudian menjadikan Perpustakaan Universitas sebagai Window of the World, serta pembenahan tata kelola dan penguatan pusat studi di tingkat universitas.

Untuk menciptakan harmoni antara lingkungan kampus dengan lingkungan sekitarnya, Pak Tik juga mencanangkan program Inspiring Bulaksumur Urban Community (IBUC) yang melibatkan 14 Padukuhuan di sekitar UGM.

Sedangkan di eksternal UGM, Pak Tik membawa kepemimpinan UGM semakin kuat dalam menjalankan Tri Dharma, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Di Yogyakarta, dibentuk Forum Rektor DIY. Di tingkat nasional, UGM banyak bekerja sama dan membantu pengembangan kampus-kampus di daerah.

Sementara di tingkat regional, UGM menggalang kerja sama pendidikan dan riset terutama untuk isu-isu seperti penyakit tropis, keanekaragaman hayati, dan tentang ASEAN.

Setelah rehat sekitar dua tahun dari manajamen universitas, Pak Tik akhirnya kembali menjadi bagian dari pengelola kampus saat dipilih sebagai Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) UGM tahun 2016, sekaligus menjadi Ketua organ tertinggi di UGM tersebut.

Selama menjadi Ketua MWA-dan terpilih kembali untuk periode kedua tahun 2021-2026-Pak Tik terus konsisten dalam menggaungkan perubahan dan inovasi dalam pelaksanaan Tri Dharma terutama untuk menghadapi era disrupsi saat ini.

Pak Tik antara lain mendorong UGM untuk terus berani melakukan relaksasi kurikulum, mendorong kegiatan akademik dan riset yang multidisiplin, membebaskan mahasiswa untuk belajar apa saja.

Selain itu, peningkatan hilirisasi riset yang memecahkan persoalan sehari-hari masyarakat, pengembangan industry hybrid dan teaching industry, serta meningkatkan kerja sama dengan industri.

Sementara di bidang tata kelola universitas, Pak Tik juga menekankan agar universitas harus lebih fleksibel dan inovatif, tidak sibuk mengurusi pekerjaan rutin-administratif, serta terus mencari cara agar kebahagiaan para pegawai dan mahasiswa tetap terjamin.

Di era kepemimpinan Pak Tik sebagai Ketua MWA, banyak diangkat Anggota MWA Kehormatan dari kalangan profesional dan bisnis, agar UGM mampu memperluas jejaring kerja sama dengan pihak eksternal.

Dua kata kunci yang beliau kembangkan adalah inovasi dan kolaborasi.

Menjadi ATC Istana

Pak Tik tidak pernah menyangka dirinya akan diminta Presiden Joko Widodo untuk menjadi Mensesneg dalam Kabinet Kerja pada 26 Oktober 2014.

Posisi baru ini mendorong peran beliau yang lebih luas di level nasional dan lebih besar di berbagai bidang.

Hal tersebut nampaknya berhasil dilakukan dengan baik sehingga beliau masih dipercaya oleh Presiden hingga saat ini.

Beliau senantiasa mengibaratkan posisi Kemensetneg yang dipimpinnya seperti pengendali lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC).

Tugasnya, yakni mengatur segala urusan strategis nasional yang akan take off dari dan landing ke Presiden maupun Wakil Presiden, dari mulai isu penanganan bencana, radikalisme, vaksin, ketahanan pangan, pariwisata, transformasi energi, transformasi digital, reformasi agraria, investasi luar negeri, pengembangan talenta, hingga persoalan cipta kerja.

Kesemua itu adalah isu-isu yang sangat serius, yang seringkali membutuhkan respons segera, dan dengan akurasi yang sangat tinggi.

Sebagai Mensesneg beliau merupakan sosok yang sangat diandalkan Presiden dan Wakil Presiden untuk memperoleh update, masukan, serta rekomendasi untuk mengelolanya secara tepat.

Selain dukungan yang sifatnya substantif dan strategis, Pak Tik juga tetap mampu menjaga performa dalam kerja-kerja reguler dan administratif sebagai Mensesneg, seperti pembuatan pidato, sinkronisasi agenda Presiden dan Wapres, serta perbaikan tata kelola Istana secara langsung.

Salah satu inovasi yang dihasilkan, yakni Upacara Peringatan HUT ke-72 RI, 17 Agustus 2017, yang dilaksanakan dengan menggunakan keragaman pakaian nasional.

Inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah, wajah Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tercermin dalam upacara kenegaraan.

Cerita lain, Pak Tik di awal-awal tahun sebagai Mensesneg juga berjuang keras turut mengubah gaya dan pakem protokoler Istana.

Pak Tik berupaya menyesuaikannya dengan karakter Presiden yang selalu ingin dekat dengan rakyat.

Di sisi lain, beliau juga tidak ragu untuk turun sampai ke hal teknis/detail, dan menekankan pentingnya ketuntasan pekerjaan.

Pak Tik, misalnya, suatu kali langsung menggeser dan mengangkat kursi sendiri dalam sebuah acara Presiden agar posisi audiens lebih berdekatan dan egaliter.

Pada kesempatan lain, Presiden disiapkan untuk duduk di bangku pendek dan dalam posisi berkumpul sejajar bersama anak-anak SD sebagai tamu yang dihormati dalam acara resmi Presiden.

Gaya baru yang inovatif ini jauh berbeda dari pakem protokol sebelumnya.

Cerita-cerita dan kiprah tersebut bisa jadi tak banyak diketahui karena Pak Tik memang bukan sosok yang gemar muncul di media.

Beliau akan muncul saat dirasa perlu atau mendapat perintah langsung dari Pak Jokowi.

Gagasan lompatan kemajuan

Di internal kementerian, banyak sekali terobosan dan program inovasi yang dihasilkan. Pak Tik ibarat sosok yang melampaui zamannya.

Beliau memperkenalkan dan mendorong pembentukan ekosistem inovasi di Kemensetneg. Tujuannya adalah menjadikan Kemensetneg sebagai role model pemerintahan yang inovatif di level nasional.

Pak Tik percaya bahwa inovasi adalah cara terbaik untuk memudahkan internal aparatur negara bekerja secara cepat, efektif, dan efisien.

Pada saat yang sama, masyarakat dan para penerima manfaat dapat merasakan produk, layanan, atau hasil inovasi kementerian dengan lebih transparan, responsif, dan berkualitas.

Beliau menekankan tiga strategi besar inovasi yang harus terus dilakukan di kementerian, yaitu deregulasi, delegasi/desentralisasi, dan digitalisasi.

Digitalisasi tidak bisa berdiri sendiri, ia harus dilakukan sebagai bagian dari penyederhanaan prosedur dan perhatian kepada pengguna.

Hasilnya, dari 2015 sampai 2019, ratusan produk inovasi digital telah dihasilkan secara mandiri oleh internal pegawai Setneg.

Penghargaan kepada inovator juga rutin diberikan setiap tahun melalui ajang Anugerah Inovasi tahunan di tingkat kementerian dan dipublikasikan secara rutin dalam Majalah Inovasi.

Pada tahun 2021, upaya ekosistem inovasi di-scale up melalui pembentukan Setneg-X. Pak Tik berharap Setneg-X mampu menjalankan peran sebagai internal disruptor.

Sebuah wadah kolaborasi untuk menginkubasi dan mengakselerasi ide-ide inovatif secara berkelanjutan dengan pelibatan mitra eksternal.

Mimpi-mimpi Pak Tik untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan tidak sebatas pada perannya sebagai Mensesneg.

Ia memiliki perhatian besar terhadap pengembangan talenta SDM Indonesia agar tetap relevan dengan masa kini dan masa mendatang. Harapannya Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi.

Pak Tik adalah pendorong dan pendukung utama gagasan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Di luar bersama sejumlah anak muda, beliau mengembangkan berbagai inovasi sosial, seperti: perkuliahan inovatif Kewirausahaan Sosial UGM, Kecerdasan Digital (kecerdasandigital.id), dan Future Skills (futureskills.id); role model pengembangan inovasi dan talenta di lingkup pemerintah daerah (Solo Technopark).

Kemudian role model pengembangan pesantren (Digitrend dan Muslim Kreatif), role model latecomer pendidikan tinggi (UNU Yogyakarta), role pusat studi (SHAFIEC), inisiatif future planet (Pijar Masa Depan), dsb.

Di atas itu semua, prinsip dan strategi yang terus beliau promosikan untuk menang di era disrupsi, yakni: bertindak agile, selalu mencari totok nadi permasalahan, mencari jalan pintas cerdas (smart-shortcut), menciptakan lompatan kemajuan yang tidak linier (leapfrog), menerapkan prinsip-prinsip kerja startup seperti scalable, repeatable/replicable, dan sustainable dalam mendorong perubahan.

Pribadi kaya inspirasi

Di balik profil hebatnya, Pak Tik tetaplah manusia pada umumnya. Seorang ayah, guru, sahabat, atasan, dan kolega yang menyenangkan.

Pembawaan diri beliau sangat sederhana. Bukan pribadi yang suka pamer dan bergelimang kemewahan.

Beliau juga tidak silau popularitas. Mungkin oleh karena itu mengapa beliau kerap lebih suka tampil di balik layar.

Baginya yang terpenting adalah kontribusi nyata. Baginya kita dianggap bernilai bukan karena harta, jabatan, gelar, atau atribusi yang melekat pada diri kita. Kita bernilai jika kita bermanfaat bagi yang lain.

Dengan prinsip tersebut, beliau selalu berupaya membantu siapa pun terlebih orang-orang dan lingkungan di sekitarnya.

Ibunda beliau pernah memberikan kesaksian jika sejak kecil Pak Tik memang rajin menabung dan memberikan hasil tabungannya itu ke saudara kandung atau pun orangtuanya.

Pak Tik dikenal baik sebagai sosok penuh perhatian dan hobi memberi. Beliau terbuka dan sering menjadi andalan ketika ada teman-temannya menghadapi problem pribadi seperti duka, sakit, butuh dukungan dana studi, atau pun yang lain.

Di samping itu, di tengah kesibukan sebagai Menteri, beliau masih terlibat serius mengurusi kampung halamannya di Dolog Gede, Bojonegoro, dengan mendirikan lembaga Adhemos dan Yayasan Manah.

Beliau juga aktif membantu pengembangan sekolah masa kecilnya, aktivitas warga di lingkungan tempat tinggalnya di Jaban, Jogja, serta kemajuan prodi, fakultas, maupun universitas yang menjadi rumah pengabdianya.

Siapa saja dibantunya tidak terjabat sekat identitas. Dalam banyak kesempatan, misalnya, beliau juga membantu kalangan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, lintas iman, dll.

Pada umumnya, selain sebagai Menteri, orang mengenal Pak Pratikno sebagai dosen. Lebih dari itu beliau sebenarnya juga merupakan mentor yang hebat.

Beliau selalu dikelilingi anak-anak muda bukan hanya untuk membantu dirinya, namun utamanya untuk dilatih dan diberi kesempatan memainkan peran-peran strategis.

Metode beliau yang utama adalah trust. Anak-anak muda diberi keleluasaan besar untuk belajar, berkreasi, dan berinovasi mengoptimalkan potensinya. Beliau selalu siap pasang badan.

Terkait kehidupan rumah, kami selalu kagum pada kemampuan Pak Tik mengimbangi waktu antara pekerjaan dengan keluarga.

Di tengah kesibukan yang luar biasa, Pak Tik tetap punya kiat untuk membina rumah tangga yang harmonis dan penuh kasih, yakni quality time.

Menyempatkan makan bersama, liburan di sela-sela rutinitas, dan berusaha untuk selalu berbagi cerita menjadi tips yang sering dibagikan pada kami.

Di usia yang memasuki 60 tahun, Pak Tik kini tampak masih sangat segar-bugar.

Sambil penuh kelakar, beberapa waktu lalu ia mengatakan: I’m gonna be sixty and I’m six packs.

Pak Tik paham betul bahwa di usianya saat ini, beliau harus konsisten menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental.

Baginya, tidak ada alasan untuk tidak bisa berolah raga bahkan di sela-sela kesibukan. Ia memberi contoh kepada kami dan mempraktikkan sendiri bahwa olah raga itu mudah dan bisa dilakukan di mana saja asal punya niat.

Misalnya, beliau mencontohkan kepada kami gerakan-gerakan olah raga seperti sit up, crunch, lunge, hingga plank, dan lain-lain.

Gerakan olah raga sederhana ini sehari-hari rutin beliau lakukan setiap habis shalat wajib.

Beliau juga kerap menjalani rapat daring atau membalas pesan-pesan WA sembari olah raga menggunakan sepeda statis.

Dari beliau jugalah kami mengenal konsep-konsep seperti intermittent fasting atau pola makan yang sehat.

Nasihat beliau, kesehatan adalah pengali 0 dari apa pun prestasi yang diraih. Sehebat dan setinggi apapun kesuksesan kita, hasilnya akan tetap 0 jika tidak disertai dengan kesehatan.

Selamat panjang umur serta mulia Sang Fire Lighter

Tulisan ini ingin kami tutup dengan ucapan Selamat ulang tahun ke-60 dan doa terbaik kepada Pak Pratikno, pemimpin, guru, dan mentor kami yang hebat.

Terima kasih telah menjadi fire-lighter yang memantik semangat dan potensi terpendam kami sehingga bisa semakin berkobar menyala-nyala.

Semoga kami dan para generasi muda bisa menauladani Bapak menjadi pribadi yang lebih bernilai dengan membawa dampak serta kebermanfaataan bagi yang lain, khususnya bangsa dan kemanusiaan.

*Widya Priyahita Pudjibudojo (Staf Khusus Mensesneg),
*Ayodha Pramudita (Public Policy Lead, Task Force Mensesneg)
*Ekamara Putra Ananami (Sespri Mensesneg)

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/13/22434921/60-tahun-pratikno-dari-dolog-gede-untuk-indonesia

Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke