Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gabungan Perusahaan Farmasi Kecewa Pemerintah Tak Kunjung Gandeng Mereka Produksi Vaksin

Kompas.com - 02/02/2022, 12:19 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia Tirto Kusnadi mengatakan, pihaknya menerima keluhan dari sejumlah perusahaan industri vaksin.

Kata dia, mereka mengeluh lantaran pemerintah urung juga membuat kerja sama dan membeli vaksin yang diproduksinya.

Keluhan itu disampaikan karena perusahaan sudah mengeluarkan investasi dana cukup besar untuk membangun perusahaan.

"(Produksi) vaksin sudah kita mulai, meskipun industri vaksin kemarin berkumpul, merasa sudah investasi cukup besar industri vaksin, tetapi belum dibeli oleh pemerintah," kata Tirto dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19, GP Farmasi: Tak Usah Ragu, Kami Siap Produksi Obat dan Mendistribusikannya

"Jadi enggak tahu, ini bagaimana nanti hal ini menjadi keluhan Pak, perusahaan perusahaan yang sudah investasi membangun industri vaksin," sambung dia.

Tak hanya itu, Tirto juga siap untuk mengungkapkan semua data 6 perusahaan industri vaksin yang mengaku keberatan terhadap sikap pemerintah.

Dia menambahkan, ada pula perusahaan yang menyesal telah berinvestasi besar di Indonesia untuk membangun perusahaan industri vaksin.

"Ada 6 industri yang merasa berat sekali karena dia sampai ada yang menyampaikan ke kami Pak. 'Kalau tahu demikian, kita tidak mau bangun' karena invest begitu besar, tetapi belum bisa menghasilkan," jelasnya.

Baca juga: BPOM Dorong Industri Farmasi Dukung Perluasan Produksi Vaksin Covid-19

Namun, Tirto menuturkan tidak semua perusahaan tersebut telah siap memproduksi vaksin. Hanya saja, dari 6 perusahaan itu disebutnya ada yang sudah menyatakan siap melakukan produksi.

Usai mengungkapkan hal itu, Tirto ditanya oleh sejumlah anggota Komisi VI yang tak begitu terdengar jelas suaranya. Pertanyaan itu seputar alasan mengapa perusahaan ada yang tidak jadi memproduksi vaksin.

Kemudian, Tirto membeberkan alasan perusahaan yang telah berinvestasi besar, tetapi tidak melakukan produksi vaksin pada akhirnya karena kedekatan pemerintah dengan BUMN.

"Alasan tidak produksi ya karena mungkin pemerintah lebih dekat dengan BUMN. Dan hampir seluruh kebutuhan vaksin dibeli melalui BUMN," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com