JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia Tirto Kusnadi mengatakan, pihaknya menerima keluhan dari sejumlah perusahaan industri vaksin.
Kata dia, mereka mengeluh lantaran pemerintah urung juga membuat kerja sama dan membeli vaksin yang diproduksinya.
Keluhan itu disampaikan karena perusahaan sudah mengeluarkan investasi dana cukup besar untuk membangun perusahaan.
"(Produksi) vaksin sudah kita mulai, meskipun industri vaksin kemarin berkumpul, merasa sudah investasi cukup besar industri vaksin, tetapi belum dibeli oleh pemerintah," kata Tirto dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR, Rabu (2/2/2022).
"Jadi enggak tahu, ini bagaimana nanti hal ini menjadi keluhan Pak, perusahaan perusahaan yang sudah investasi membangun industri vaksin," sambung dia.
Tak hanya itu, Tirto juga siap untuk mengungkapkan semua data 6 perusahaan industri vaksin yang mengaku keberatan terhadap sikap pemerintah.
Dia menambahkan, ada pula perusahaan yang menyesal telah berinvestasi besar di Indonesia untuk membangun perusahaan industri vaksin.
"Ada 6 industri yang merasa berat sekali karena dia sampai ada yang menyampaikan ke kami Pak. 'Kalau tahu demikian, kita tidak mau bangun' karena invest begitu besar, tetapi belum bisa menghasilkan," jelasnya.
Baca juga: BPOM Dorong Industri Farmasi Dukung Perluasan Produksi Vaksin Covid-19
Namun, Tirto menuturkan tidak semua perusahaan tersebut telah siap memproduksi vaksin. Hanya saja, dari 6 perusahaan itu disebutnya ada yang sudah menyatakan siap melakukan produksi.
Usai mengungkapkan hal itu, Tirto ditanya oleh sejumlah anggota Komisi VI yang tak begitu terdengar jelas suaranya. Pertanyaan itu seputar alasan mengapa perusahaan ada yang tidak jadi memproduksi vaksin.
Kemudian, Tirto membeberkan alasan perusahaan yang telah berinvestasi besar, tetapi tidak melakukan produksi vaksin pada akhirnya karena kedekatan pemerintah dengan BUMN.
"Alasan tidak produksi ya karena mungkin pemerintah lebih dekat dengan BUMN. Dan hampir seluruh kebutuhan vaksin dibeli melalui BUMN," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.