Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Kejar Target Cakupan Vaksinasi Dosis Penuh pada Anak dan Lansia

Kompas.com - 28/01/2022, 17:01 WIB
Tsarina Maharani,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Indonesia di Griffith University Dicky Budiman meminta pemerintah agar mempercepat pemberian vaksinasi Covid-19 dosis penuh pada anak dan penduduk lanjut usia (lansia).

Dicky mengingatkan, untuk menciptakan kekebalan komunal dari Covid-19 varian Omicron, setidaknya 80-90 persen penduduk harus telah mendapatkan vaksinasi dua dosis.

"Kita tidak bisa optimistis, tidak ada jaminan gelombang tiga ini yang didominasi Omicron tidak seperti Delta. Tidak ada jaminan kalau situasi imunitas, dalam hal ini cakupan vaksinasi di kelompok berisiko tinggi belum kita capai. Saya katakan, kalau Omicron itu aman di angka 80-90 persen, di bawah itu rawan sekali," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (28/1/2022).

Dicky menuturkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pemberian vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua pada lansia belum seimbang.

Data Kementerian Kesehatan per 27 Januari 2022 menyatakan, cakupan vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 72,20 persen, tetapi cakupan dosis kedua baru 47,60 persen.

Baca juga: UPDATE 27 Januari: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama di Tangsel Capai 98,3 Persen

"Belum lagi ada potensi (efektivitas vaksin) menurun pada lansia," tuturnya.

Sementara itu, cakupan vaksinasi dosis pertama pada anak usia 12-17 tahun mencapai 90,20 persen, sedangkan dosis kedua 69,99 persen.

Adapun cakupan vaksinasi anak usia 6-11 tahun untuk dosis pertama yaitu sekitar 57,55 persen, sedangkan dosis kedua sekitar 10,32 persen.

Dicky khawatir kasus Covid-19 varian Omicron dari kelompok anak akan meledak jika tidak ada upaya percepatan vaksinasi.

Menurut dia, meningkatnya kasus Covid-19 otomatis berpotensi menambah beban pada fasilitas kesehatan dan meningkatkan angka kematian.

"Maka, mengejar cakupan vaksinasi menjadi penting, termasuk pada anak. Karena anak ini juga ada yang masuk kriteria berisiko tinggi," ujarnya.

Baca juga: Menkes Dorong Daerah Percepat Vaksinasi Lansia

Dicky pun mendorong pemerintah melakukan berbagai inovasi untuk mempercepat vaksinasi pada anak dan lansia.

Ia mengatakan, pemerintah perlu memahami kebutuhan dan hambatan vaksinasi pada masing-masing kelompok. Salah satunya, adalah literasi untuk membangun kesadaran soal pentingnya vaksinasi.

"Yang penting itu literasi, karena masih banyak anggapan yang salah, sehingga vaksinasi masih menghadapi kendala," tuturnya.

Bertalian dengan itu, Dicky menyarankan pemerintah pusat sebaiknya menyerahkan urusan vaksinasi langsung kepada pemerintah provinsi.

Sebab, pemerintah provinsi lebih memahami kondisi kabupaten/kota masing-masing.

"Jadi vaksin tidak parkir banyak di pusat, langsung saja provinsi didistribusikan. Peran pemerintah pusat membantu daerah mengisi gap," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com