JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Golose menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsyi soal peredaran narkoba yang disebut semakin banyak meski Indonesia sudah memiliki BNN.
Menurut Petrus, peredaran narkoba semakin banyak karena BNN terus melakukan operasi dan narkoba dari negara-negara lain terus masuk ke Indonesia.
"Peredaran yang seperti bapak sampaikan semakin besar karena memang kita melakukan operasi dan masukan yang banyak, masukan narkotika dari negara-negara lain," kata Petrus dalam rapat dengan Komisi III DPR, Kamis (20/1/2022).
Petrus mengklaim, tidak banyak laboratorium gelap yang beroperasi di wilayah Indonesia, bahkan ia menyebut tak ada laboratorium besar yang terletak di Indonesia.
Petrus mengatakan, peredaran narkoba yang masuk ke Indonesia berasal dari kawasan yang disebut golden crescent (Afghanistan, Pakistan, Iran) dan golden triangle (Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam).
Baca juga: BNN Bantah Punya Daftar Target Operasi dari Kalangan Selebritas
Menurut dia, peredaran narkoba itu juga tidak bisa dilepaskan dari situasi politik yang terjadi di negara-negara tersebut.
"Kita tahu bersama ada masalah politik di Myanmar, ada pemberontak yang banyak mereka mempunyai juga clandestine laboratory kemudian mereka mengupayakan, itu juga dalam bentuk perlawanan pemberontakan," ujar Petrus.
Sebelumnya, Aboe menyentil keberadaan lembaga-lembaga pemerintah yang dinilai tidak bekerja secara maksimal menjalankan tugas.
Awalnya, ia mengutarakan adanya komentar dari publik yang menilai bahwa lembaga-lembaga yang seharusnya meminimalkan tindak kejahatan tertentu tidak berjalan maksimal.
"Hari ini kita bicara BNN, ini menyangkut nasib anak bangsa, bicara narkoba. Saya enggak mengerti pak, ada bahasa yang enggak enak didengar. Adanya KPK justru koruptor itu makin banyak, adanya BNN, peredaran narkoba makin besar," kata Aboe dalam rapat kerja.
Baca juga: Dukung BNN Perangi Narkoba, Sejumlah Anggota Komisi III Kenakan Jaket War on Drug
Politikus PKS itu meminta bantuan kepada Kepala BNN untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Ia mengaku tak mengetahui kebenaran dari adanya komentar publik mengenai semakin banyaknya korupsi dan peredaran narkoba di Tanah Air.
"Saya enggak mengerti ini apa benar atau enggak? Tolong coba dibantu, saya juga kayanya jadi perhatian," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.