Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Kepala LBM Eijkman Sebut Peleburan ke BRIN Hambat Perkembangan Vaksin Merah Putih

Kompas.com - 18/01/2022, 07:33 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman 2014-2021 Amin Soebandrio mengatakan, peleburan LBM Eijkman menghambat pengembangan vaksin Merah Putih.

Ia mengatakan, LBM Eijkman awalnya menargetkan vaksin Merah Putih mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada pertengahan tahun 2022.

Namun, saat ini perkembangan Vaksin Merah Putih menjadi terhambat.

"Berdasarkan timeline yang dibuat, kita harapkan pada pertengahan tahun 2022 itu sudah bisa mendapatkan izin EUA setidaknya sudah menyelesaikan sebagian dari uji klinik fase 3," kata Amin dalam RDP dengan Komisi VII DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Menko PMK: Vaksin Merah Putih Unair Akan Diproduksi Massal Pertengahan 2022

Amin mengatakan, pengembangan vaksin Merah Putih terhambat karena masih dalam proses pembicaraan terutama terkait komitmen anggaran.

"Sehingga kemungkinan baru akhir tahun ini atau awal tahun 2023 bisa mendapatkan EUA," ujarnya.

Di sisi lain, Amin mengatakan, peleburan lembaga tersebut berdampak pada dihentikannya program deteksi Covid-19 dengan PCR dan Whole Genome Sequencing (WGS).

Baca juga: Pengembangan Vaksin Merah Putih Sudah 90 Persen di Tengah Keterbatasan Dana Lembaga Eijkman

Ia mengatakan, LBM Eijkman sejak awal pandemi Covid-19 ikut membantu mendeteksi varian baru virus Corona melalui WGS dan rutin menginput data terbaru ke GISAD.

Menurut Amin, dengan dihentikannya program tersebut, maka jumlah varian baru virus Corona yang bisa dideteksi Indonesia menjadi terlambat.

"Padahal kita tahu bahwa kelambatan diagnosis Covid-19 itu dampaknya adalah pengendaliannya akan terlambat juga," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com