Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Omicron Sudah Menyebar ke Mana-mana, Tidak Mungkin Tak Ada di Tengah Publik

Kompas.com - 03/01/2022, 14:03 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tidak mungkin varian Omicron tidak ada di tengah publik Indonesia.

Hal ini sejalan dengan penularan varian baru virus corona ini yang meluas ke banyak negara dan daerah.

"Kalau lihat tadi Omicron sudah menyebar ke mana-mana, ya tidak mungkin itu (Omicron) tidak ada di (tengah) publik. Sudah ada," ujar Luhut dalam konferensi pers secara daring, Senin (3/1/2022).

Baca juga: Luhut: Jumlah Kasus Omicron di Indonesia 152 Orang, 23 Persennya Sudah Sembuh

Luhut lantas mencontohkan, dalam rapat evaluasi PPKM pada Senin, ada laporan bahwa satu pasien yang terpapar Omicron bertemu belasan orang. Namun, belasan orang tersebut dinyatakan negatif Covid-19 setelah dites.

Meski begitu, kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat memang harus mewaspadai penularan varian Omicrun.

Sebab, bisa saja seseorang terpapar varian Omicron tetapi dia tidak merasa sakit tertentu karena antibodinya baik.

Selanjutnya, orang tersebut bisa menularkan virus itu kepada orang lain.

Baca juga: Epidemiolog: Di Tengah Omicron, Sebaiknya PTM Mulai 50 Persen Dulu

Oleh karena itu, Luhut meminta seluruh masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan.

"Masyarakat tetaplah mematuhi protokol kesehatan. Kita tak perlu takut berlebihan, paranoid, asalkan tetap memakai masker dan disiplin mematuhi protokol kesehatan," tambah Luhut.

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan, kasus positif Covid-19 akibat varian Omicron mencapai 152 kasus. Namun, sekitar 23 persennya dipastikan sudah sembuh.

Dia pun menyebutkan, saat ini penularan varian Omicron sudah meluas ke 132 negara.

Indonesia sendiri menduduki peringkat 40 dari 132 negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com