Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Opsi untuk Booster, Vaksin Merah Putih Baru Tersedia Akhir 2022

Kompas.com - 24/12/2021, 08:24 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, vaksin Merah Putih dapat digunakan sebagai vaksin untuk keperluan vaksinasi primer maupun booster.

Namun, diperkirakan vaksin produksi dalam negeri ini baru bisa diproduksi massal pada akhir 2022.

"Bisa untuk vaksinasi primer maupun booster. Kalau lihat perkembangannya kemungkinan baru akan tersedia atau produksi massal itu di akhir 2022," ujar Amin saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

Dia melanjutkan, masih lamanya ketersediaan vaksin ini karena mempertimbangkan proses uji klinis tahap pertama, kedua, dan ketiga yang baru akan berlangsung awal tahun depan.

Baca juga: Kilas Balik Polemik Vaksin Nusantara: Dikritik Peneliti dan Kini atas Perintah Jokowi Jadi Booster

Namun, vaksin Merah Putih sudah akan diproduksi secara terbatas dan hanya untuk keperluan uji klinis saja.

Jumlahnya pun, kata Amin, disesuaikan dengan tahapan masing-masing uji klinis.

"Misalnya uji klinis fase satu dibutuhkan beberapa puluh dosis, lalu uji klinis fase kedua diproduksi beberapa ratus dosis, uji klinis ketiga baru diproduksi beberapa ribu dosis," ujar dia.

"Tahapannya memang memerlukan waktu agar hasilnya baik, aman digunakan dan memiliki efikasi yang cukup tinggi sebagaimana yang disyaratkan WHO," lanjut Amin.

Baca juga: Satgas: Vaksin Booster Rencananya Diberikan per 1 Januri 2022, Setelah Terbit EUA dari BPOM

Dia mengungkapkan, vaksin Merah Putih ke depannya diharapkan dapat memenuhi sekitar 50 persen dari kebutuhan vaksin di Indonesia.

Selain itu, ada kemungkinan pula vaksin ini dapat diperbantukan untuk negara-negara lain yang kesulitan mengakses vaksin dan tingkat vaksinasinya masih rendah.

Amin menambahkan, dalam prosesnya tim pengembang vaksin Merah Putih berupaya memenuhi sejumlah kualifikasi.

Antara lain, lolos uji klinis tahap pertama hingga ketiga dan memiliki efikasi di atas 50 persen.

"Sebab sebagaimana disyaratkan WHO, efikasi vaksin harus di atas 50 persen sehingga masih efektif dalam mengantisipasi penularan berbagai varian virus Corona," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com