Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tracing untuk Temukan Sumber Pertama yang Tularkan Varian Omicron

Kompas.com - 17/12/2021, 12:45 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta pemerintah melakukan tracing untuk menemukan sumber pertama yang menularkan virus corona varian B.1.1.529 atau Omicron.

Sebab kasus pertama varian Omicron ditemukan pada petugas kesehatan di Wisma Atlet yang digunakan untuk karantina Pekerja Migran Indonesia, pelajar atau mahasiswa dan pegawai pemerintah yang kembali dari perjalanan dinas.

“Harus ditemukan sumber pertama yang menularkan pasien itu. Kalau tidak ditemukan harus curiga jangan-jangan (penularan) terjadi pada transmisi lokal,” kata Dicky pada Kompas.com, Kamis (16/12/2021).

Dicky menyebut sumber penularan itu mesti dicari untuk mendapatkan kepastian.

Ia menyarankan masyarakat untuk membatasi mobilitas ke luar kota dalam perayaan Hari Natal 2021 dan Perayaan Tahun Baru 2022 (Nataru).

Baca juga: Pemerintah Diminta Tak Remehkan Penyebaran Varian Omicron

“Yang belum beli tiket, tidak perlulah, cukup liburan di dalam kota. Sedangkan yang sudah terlanjur pastikan aman dan tidak membawa virus,” sebut dia.

Memastikan keamanan diri tidak membawa virus dalam perjalanan ke luar kota, lanjut Dicky, dapat dilakukan dengan melakukan tes antigen, tidak bergejala, dan tidak melakukan kontak dengan orang lain yang terinfeksi Covid-19.

“Kalau kita abai bisa berbahaya,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah mengatakan varian Omicron sudah masuk ke Indonesia.

Berdasarkan keterangan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (16/12/2021) varian asal Afrika Selatan itu terdeteksi pada petugas kebersihan Wisma Atlet.

Namun saat ini petugas tersebut telah menjalani karantina di Wisma Atlet dan sudah dinyatakan negatif Covid-19.

“Tapi kami harapkan masyarakat tidak panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com