Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

5 Cara Lindungi Kesehatan Mental Keluarga Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 25/11/2021, 18:02 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, kesehatan mental sudah menjadi perhatian banyak kalangan di bidang kesehatan.

Pasalnya, setiap orang harus menyesuaikan diri dengan berbagai kebiasaan dan aturan baru di tengah kondisi yang tak menentu. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran berlebih, stres, hingga perasaan terisolasi karena keseimbangan hidup terganggu.

Melansir unicef.org, Selasa (14/4/2020), orang tua dan anak-anak sedang menghadapi disrupsi kehidupan yang besar akibat Covid-19.

Penutupan sekolah, physical distancing, dan banyak hal berat lainnya harus dilalui dan menjadi masa sulit bagi seluruh anggota keluarga.

Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mewawancarai seorang psikolog remaja dan penulis best-seller Lisa Damour terkait penanganan kesehatan mental keluarga.

Baca juga: 10 Cara Merawat Orangtua Agar Kesehatan Mental Tetap Terjaga

Berikut adalah lima cara melindungi kesehatan mental keluarga agar keluarga bisa saling mendukung di tengah situasi pandemi.

1. Kecemasan adalah normal

Cara pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah mengatakan kepada anak bahwa rasa cemas itu normal.

Lisa menjelaskan, banyak remaja yang mengira kecemasan adalah tanda dari gangguan mental. Padahal, para psikolog sudah lama menyadari kecemasan adalah fungsi normal dan sehat yang bisa membuat orang waspada terhadap ancaman dan membantu mengambil tindakan untuk melindungi diri.

“Jadi, para remaja akan terbantu jika Anda bisa mengatakan 'Kamu mengalami reaksi yang benar. Memiliki kecemasan di saat seperti ini adalah hal yang masuk akal, kamu memang sudah seharusnya merasa seperti itu'. Sebab, kecemasan akan membantu membuat keputusan yang perlu dibuat,” jelasnya.

Baca juga: Takut Ketemu Orang Lain, Apakah Pertanda Gangguan Kesehatan Mental?

Lisa juga mengatakan, mempraktikan social distancing, sering mencuci tangan, dan tidak menyentuh wajah adalah bagian dari mengatasi kecemasan, sehingga anak akan merasa lebih baik.

Kemudian, dia juga meminta para orang tua membantu para anak remajanya melihat ke depan dan tidak hanya terfokus pada situasi pandemi.

“Katakan pada mereka “Ibu atau Ayah tahu saat ini kamu merasa sangat khawatir mengenai kemungkinan terkena Covid-19. Tapi salah satu alasan mengapa kami memintamu melakukan protokol kesehatan adalah juga cara kita untuk menjaga masyarakat sekitar. Kita juga memikirkan orang-orang di sekitar,'” jelasnya.

Lisa menambahkan, para peneliti menemukan distraksi positif bisa membantu keluarga untuk menghadapi masalah-masalah yang diakibatkan pandemi.

“Mengerjakan pekerjaan rumah, menonton film kesukaan, atau membaca novel sebelum tidur. Hal-hal tersebut adalah strategi yang sesuai untuk dilakukan saat ini,” katanya.

Baca juga: Rutin Olahraga Terbukti Efektif Mengatasi Gejala Kecemasan

2. Kegiatan terstruktur

Lisa mengatakan, anak-anak membutuhkan kegiatan terstruktur dan tugas orangtua adalah menciptakan struktur baru agar semua pihak bisa melewati hari-hari.

Halaman:


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com