Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Meski Jarang Terjadi, Ketahui 5 Efek Samping Serius Pascavaksinasi Covid-19

Kompas.com - 08/11/2021, 16:53 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa vaksin Covid-19 sangat aman dilakukan.

Akan tetapi, untuk kesadaran publik dan kepentingan transparansi, CDC memberikan lima informasi tentang efek samping yang mungkin akan timbul terhadap sebagian orang.

1. Anafilaksis

Anafilaksis atau suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.

Adapun beberapa gejala yang ditimbulkan yaitu ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah, kepala terasa ringan, dan tekanan darah rendah.

Baca juga: Menkes Sebut Vaksin Booster Diperkirakan Awal Tahun 2022, Siapa Saja yang Diprioritaskan?

CDC mengatakan, anafilaksis setelah vaksinasi Covid-19 jarang terjadi. Meski demikian, kasus ini pernah terjadi di Amerika Serikat (AS) pada sekitar dua hingga lima orang per 1 juta yang divaksinasi.

Reaksi alergi yang parah, termasuk anafilaksis, dapat terjadi setelah vaksinasi apa pun.

Apabila ini terjadi, penyedia vaksinasi dapat secara efektif dan segera mengobati reaksi tersebut.

2. Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia (TTS)

Trombosis dengan TTS setelah vaksinasi Johnson & Johnson (J&J) atau yang dikenal vaksin Janssen juga diketahui jarang terjadi.

Baca juga: Johnson and Johnson Gandeng Dompet Dhuafa Salurkan Donasi untuk Pasien TBC

Lebih dari 15,2 juta dosis vaksin Janssen telah diberikan di Amerika Serikat per Selasa (13/10/2021).

CDC dan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengidentifikasi 47 laporan berisi konfirmasi tentang orang-orang yang mendapatkan vaksin Janssen dan kemudian mengembangkan TTS.

Dari hasil identifikasi tersebut menyebutkan, wanita berusia 50 tahun ke bawah diharuskan lebih waspada terhadap risiko TTS meski jarang ditemukan.

Hingga saat ini, dua kasus TTS yang dikonfirmasi setelah vaksinasi messenger RNA (mRNA) telah dilaporkan ke Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) atau Sistem Pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan Vaksin.

Baca juga: Tak Ada Efek Samping Parah pada 6,2 Juta Penerima Vaksin Covid-19 mRNA

Pelaporan tersebut dilakukan setelah lebih dari 388 juta dosis vaksin mRNA Covid-19 diberikan ke AS.

Berdasarkan data yang tersedia, tidak ada peningkatan risiko TTS setelah orang-orang mendapatkan vaksinasi mRNA Covid-19.

3. Guillain-Barre Syndrome (GBS)

CDC dan FDA juga sedang memantau laporan Guillain-Barre Syndrome (GBS) pada orang yang telah menerima vaksin Janssen.

Baca juga: Resmi Bisa Digunakan di Indonesia, Berikut Seluk Beluk Vaksin “Janssen”

GBS merupakan kelainan langka yaitu kerusakan sel-sel saraf yang disebabkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan kelemahan otot dan terkadang kelumpuhan.

Kebanyakan orang pulih sepenuhnya dari GBS, tetapi beberapa mengalami kerusakan saraf permanen.

Setelah lebih dari 15,2 juta dosis vaksin Janssen diberikan, ada sekitar 233 laporan awal GBS yang diidentifikasi di VAERS per Selasa (13/10/2021).

Halaman:


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com