Kasus-kasus tersebut sebagian besar telah dilaporkan sekitar dua minggu pascavaksinasi. Sebagian besar kasus ini terjadi pada pria berusia 50 tahun ke atas.
Baca juga: Jokowi Harap Aktivitas di Pasar Modal dan Perbankan Kembali Normal Pascavaksinasi Covid-19
CDC mengatakan, pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi laporan GBS yang terjadi setelah vaksinasi Covid-19 dan akan memperbaharui informasi.
Miokarditis atau peradangan dinding otot jantung dan perikarditis atau peradangan dari perikardium setelah vaksinasi Covid-19 juga merupakan kasus yang jarang terjadi.
Hingga Selasa (13/10/2021), VAERS telah menerima 1.638 laporan miokarditis dan perikarditis di antara orang berusia 30 tahun ke bawah yang menerima vaksin Covid-19.
Sebagian besar kasus telah dilaporkan setelah vaksinasi mRNA, terutama pada remaja pria dan dewasa muda.
Baca juga: Indonesia Siap Jadi Hub Vaksin mRNA untuk Kawasan Asia Pasifik
Untuk diketahui, vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna merupakan vaksin berbasis mRNA .
Melalui tindak lanjut, termasuk tinjauan rekam medis, CDC dan FDA telah mengkonfirmasi 945 laporan tentang miokarditis atau pericarditis.
Kini, CDC sedang menyelidiki laporan tersebut untuk menilai apakah ada hubungan dengan vaksinasi Covid-19.
Baca juga: UPDATE Corona 3 November: CDC AS Dukung Penggunaan Luas Vaksin Covid-19 pada Anak-anak
Untuk diketahui, lebih dari 408 juta dosis vaksin covid-19 diberikan di AS dari Senin (14/12/2021) hingga Senin (18/10/2021).
Selama waktu tersebut, VAERS menerima 8.878 laporan kematian atau 0,0022 persen di antara penerima vaksin Covid-19.
FDA mewajibkan penyedia layanan kesehatan untuk melaporkan kematian Apapun setelah vaksinasi Covid-19 kepada VAERS. Meskipun belum jelas apakah vaksin itu penyebabnya.
Perlu diketahui, laporan efek samping kepada VAERS setelah vaksinasi, termasuk kematian, tidak selalu berarti bahwa vaksin menyebabkan masalah kesehatan.
Baca juga: Mengapa Efek Samping Vaksin Covid-19 pada Orang Berbeda-beda?
“Tinjauan informasi klinis yang tersedia, termasuk bukti kematian, autopsi, dan catatan medis belum menetapkan hubungan sebab akibat dengan vaksin Covid-19,” ujar CDC.
Namun, laporan terbaru menunjukkan hubungan kausal yang masuk akal antara vaksin Janssen dan TTS.
Hubungan tersebut menyebabkan efek samping yang jarang dan serius seperti pembekuan darah dengan trombosit rendah hingga menyebabkan kematian.
Meski demikian CDC mengklaim bahwa beberapa orang tidak memiliki efek samping.
Baca juga: CDC Rilis Data Level Covid-19 Negara di Dunia, Indonesia Masuk Kategori Apa?
“Banyak orang telah melaporkan efek samping yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Akan tetapi efek ini akan hilang dalam beberapa hari,” ucap CDC.
Meski kemungkinan menimbulkan efek samping, CDC tetap merekomendasikan semua orang berusia 12 tahun ke atas untuk mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin.