Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Johns Hopkins: Masyarakat Indonesia Relatif Tidak Cemas dengan Bahaya Covid-19

Kompas.com - 13/10/2021, 12:18 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Johns Hopkins Center for Communication Programs menunjukkan, masyarakat Indonesia relatif tidak cemas dan takut dari bahaya pandemi Covid-19 sejak kasus Covid-19 menurun.

Survei ini digelar dalam kurun waktu 1-15 September 2021.

Perwakilan Johns Hopkins Center for Communication Programs Yunita Wahyuningrum mengatakan, temuan tersebut berdampak pada lengahnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau orang memandang ancaman bahayanya rendah, itu akan berakibat orang tersebut menjadi lengah tidak melihat bahwa Covid-19 masih berpotensi dan masih berisiko," kata Yunita dalam diskusi secara daring bertajuk "Urgensi Percepatan Vaksinasi bagi Kelompok Rentan", Rabu (13/10/2021).

Baca juga: Survei John Hopskins: 34 Persen Responden RI Tak Bersedia Divaksinasi

Yunita mengatakan, selain tak cemas dengan bahaya Covid-19, sebagian besar masyarakat juga merasa sudah kebal dari penularan virus karena sudah divaksinasi.

Sehingga, penerapan protokol kesehatan seperti menjaga jarak aman mulai diabaikan.

"Yang menarik juga ketika 75 persen orang yakin bahwa hampir kebanyakan orang sudah divaksinasi, namun cukup rendah jaga jaraknya dan menghindari kontak," ujarnya.

Lebih lanjut, Yunita mengatakan, mestinya protokol kesehatan dapat menjadi normal sosial baru di masyarakat, sehingga perubahan perilaku itu dapat bertahan meski kasus Covid-19 menurun.

"Ketika orang melihat perilaku menjadi norma sosial maka ada kecenderungan perubahan perilaku akan lebih sustain atau akan lebih bertahan," ucap dia.

Baca juga: Johns Hopkins Ungkap Gejala Paling Awal Terinfeksi Virus Corona

Adapun dashboard survei vaksin dan perilaku Covid-19 ini merupakan kolaborasi John Hopkins dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Global Outbreak Alert and Response Network (GOAR), University of Maryland dan Carnegie Mellon University Delphi Group.

Responden didapatkan melalui Facebook dan telah mencapai sekitar 14 juta responden sejak bulan Mei yang lalu, dan data ini diperbaharui dalam 2 pekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com