Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PETA, Militer Bentukan Jepang yang Jadi Cikal Bakal TNI

Kompas.com - 06/10/2021, 13:39 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembela Tanah Air atau PETA merupakan salah satu cikal bakal lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tentara PETA merupakan sukarelawan kesatuan militer yang didirikan pada 3 Oktober 1942 oleh Jepang ketika menjajah Indonesia.

Mereka merupakan pasukan pertahanan wilayah yang bertugas untuk membantu tentara Jepang dalam peperangan.

PETA juga memiliki peranan penting dalam menjaga kemerdekaan Indonesia dan perang kemerdekaan. Salah satunya saat Belanda dan Sekutu berusaha kembali ke Indonesia.

Baca juga: Alur Sejarah Lahirnya Tentara Nasional Indonesia

Pembentukan tentara PETA

Tentara PETA awalnya disebut sebagai tentara sukarela yang dibentuk panglima tertinggi tentara ke-16 (Rikugun) Jepang yang menguasai wilayah Jawa dan Madura.

Jepang membentuk pasukan tersebut untuk mengarahkannya sebagai kekuatan pertahanan wilayah dalam menghadapi kedatangan Sekutu. Namun, pasukan tersebut bukan bagian dari militer Jepang seperti halnya Heiho.

Mereka juga tidak disiapkan untuk dikirim ke luar Jawa dan lebih disiapkan untuk mempertahankan daerah-daerah karesidenan setempat.

Dikutip dari Kompas.id, terdapat beberapa versi mengenai ide pembentukan tentara PETA.

Versi pertama menyebutkan, panglima tertinggi tentara ke-16 Letnan Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan pembentukan PETA sebagai perintah langsung dari Tokyo dan Saigon.

Versi kedua, apabila merujuk pada Sukarno An Autobiography, pembentukan PETA merupakan bagian dari rencana kerjanya karena diminta penguasa Jepang menemukan kandidat perwira untuk memulai pembentukannya. Oleh karena itu, dia pun menyodorkan nama Gatot Mangkupradja.

Versi lainnya mengatakan, Gatot Mangkupradja yang merupakan seorang pimpinan nasionalis itu menyebut bahwa pembentukan PETA justru atas inisiatif pribadinya.

Baca juga: Pemberontakan PETA di Blitar

Dalam buku Kaigun, Angkatan Laut Jepang, Penentu Krisis Proklamasi (2007) karya Suhartono W Pranoto, Gatot berinisiatif membentuk PETA dengan menuliskan surat kepada Gunseikan di Jawa untuk membentuk tentara.

Versi berikutnya, pembentukan PETA disebutkan berasal dari golongan ulama yang menginginkan kelompok untuk mempertahankan Pulau Jawa.

Maka, bendera PETA pun memiliki lambang matahari terbit dan lambang bulan sabit serta bintang.

Namun terlepas dari berbagai versi tersebut, tentara ke-16 di Jawa mengeluarkan Osamu Sirei Nomor 44 pada Oktober 1943 yang berisi pembentukan pasukan sukarela untuk membela Tanah Air yang disebut Boei Giyugun.

Tentara sukarela tersebut dibentuk untuk memenuhi keinginan penduduk di Jawa untuk membela Tanah Air dari serangan sekutu.

Aturan itu juga menyebutkan bahwa tentara tersebut beranggotakan penduduk asli dan berada di bawah perintah panglima tertinggi (saiko shikikan).

Baca juga: Didatangi Menteri PPN, Wali Kota Blitar Harapkan Percepatan Pembangunan Museum PETA Supriyadi

Pelatihan tentara PETA

Para pemuda Indonesia kemudian bergabung menjadi tentara PETA yang bermarkas di Bogor, Jawa Barat. Mereka dilatih dan diajari tentang pendidikan militer oleh tentara Jepang.

Pelatihan tersebut juga berada di bawah bagian intelijen khusus tentara Jepang (Beppan) dengan memanfaatkan barak yang sebelumnya digunakan tentara KNIL.

Letnan Yanagawa yang merupakan perwira Jepang bertanggung jawab untuk melatih tentara PETA.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com