Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagasan Rekonsiliasi dari Anak Korban PKI...

Kompas.com - 01/10/2021, 08:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Letjen TNI Purnawirawan Agus Widjojo adalah salah seorang yang aktif menggagas rekonsiliasi dalam peristiwa 1965.

Peristiwa 1965 sendiri merujuk pada peristiwa pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 dini hari. Peristiwa itu diduga kuat didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Selain itu, sebagai bentuk balasan, orang-orang yang berafiliasi dengan PKI diburu, dibunuh, disiksa dan ditahan. Hingga puluhan tahun kemudian mereka menjadi warga negara kelas dua.

Menariknya, Agus yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) merupakan putra dari salah satu jenderal yang dibunuh, yakni Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo.

Pertanyaan menariknya tentu, bagaimana bisa seorang yang menjadi korban kekejaman dari suatu organisasi melepaskan dendam dan menggagas rekonsiliasi sejati?

“Saya berpikir, toh sebetulnya peristiwa ini bukan peristiwa pembunuhan ayah saya saja. Peristiwa ini adalah peristiwa politik nasional yang menyangkut seluruh bangsa. Oleh karena itu menjadi kepentingan dan sudah ditangani oleh Angkatan Darat, oleh seluruh bangsa dan lain-lain,” ujar Agus saat berbincang dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.

“Jadi, ok, saya akan belajar dari situ. Tapi saya juga perlu untuk menetapkan pada diri saya bagaimana saya move on dari situasi semacam itu dan tidak terbenam pada emosi dendam,” lanjut dia.

Baca juga: Menelusuri Peristiwa G30S/PKI di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya

Sejak masih menjabat TNI aktif, Agus pun mulai konsisten mendorong rekonsiliasi sebagai jalan keluar penyelesaian peristiwa 1965.

Konsep rekonsiliasi yang digagas, yakni masing-masing pihak yang terlibat berbesar hati dan berlapang dada untuk mengungkap kesalahan di masa lalu demi menatap masa depan yang terbebas dari beban sejarah.

Agus mengakui, gagasannya ini sempat membuat posisinya tersudut. Ia dituduh oleh segelintir orang pro terhadap PKI. Sebuah alasan yang tak masuk di akal sehatnya.

“Buktinya apa kalau saya komunis? Lah wong ayah saya dibunuh kok. Saya penyintas. Banyak orang yang enggak bisa mikir. Artinya dia maunya semuanya itu ada di garisnya dia. Ada orang berpaham lain sudah (dianggap) hitam putih, oh berarti dia musuh saya,” ujar Agus.

Bincang-bincang dengan Agus Widjojo selengkapnya dapat Anda simak dalam artikel dengan judul yang sama berikut ini: Gagasan Rekonsiliasi dari Anak Korban PKI 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com