JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyayangkan sedikitnya tayangan program khusus anak.
Menurut dia, minimnya tayangan anak membuat anak-anak tidak memiliki pilihan dalam mendapatkan program yang sesuai usianya.
“Kondisi ini membuat penonton anak minim pilihan dan beralih menonton genre film yang tidak sesuai dengan usia mereka. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa segmentasi anak dinilai membosankan atau tidak komersil,” ujar Bintang dikutip dari siaran pers, Kamis (16/9/2021).
Baca juga: Selain di Angkot, Biarawan Gereja di Depok Cabuli Anak Panti Asuhannya di Kantin Pecel Lele
Bintang mengatakan, tayangan televisi memberi pengaruh besar terhadap pola pikir dan perilaku bagi anak-anak.
Pasalnya, anak adalah peniru ulung sehingga tontonan adalah tuntunan bagi anak.
Menurut Bintang, penyediaan sarana informasi dan edukasi yang berkualitas bagi anak, tidak dapat dihitung dengan nilai uang.
"Justru terdapat keuntungan jika menjamin tumbuh kembang anak yakni membentuk generasi muda dengan karakter yang tangguh, cerdas, dan berkualitas, sebagai calon pemimpin bangsa," kata dia.
Oleh karena itu, Bintang menilai bahwa dibutuhkan upaya bersama dalam menghadirkan tayangan yang ramah anak.
Kementerian PPPA dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun akan bekerja sama dalam menjamin tayangan yang berkualitas bagi anak Indonesia.
Termasuk memberi masukan atas revisi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang juga menekankan bahwa lembaga penyiaran wajib memperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak dan/atau remaja.
"Lembaga penyiaran dalam hal ini sebagai penyedia tayangan dan konten diharapkan dapat memenuhi unsur-unsur televisi ramah anak," kata dia.
Di antaranya adalah dengan memperhatikan kepentingan terbaik anak, turut serta dalam menyelesaikan persoalan anak, perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya, serta memenuhi hak partisipasi anak.
Bintang juga mengingatkan agar media bisa cerdas dalam melakukan screening atau background check terhadap public figure yang diberikan kesempatan untuk tampil.
“Jangan memilih talent yang kurang pantas dijadikan role model, memiliki rekam jejak tidak patut terhadap upaya bersama mewujudkan pemenuhan hak-hak anak, bahkan telah terbukti pernah menjadi pelaku kekerasan, apalagi kekerasan terhadap anak-anak," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.