Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno Sebut Taliban Komitmen Bentuk Pemerintahan Inklusif

Kompas.com - 02/09/2021, 12:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan bahwa Taliban berusaha keras untuk membentuk pemerintahan yang inklusif.

Adapun hal tersebut terungkap ketika Retno menemui perwakilan Taliban di Doha, Qatar pada Kamis (26/8/2021).

"Taliban menyampaikan komitmen untuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif. Upaya ini dinilai akan mengurangi risiko instabilitas domestik dan dinilai akan memudahkan Taliban dalam melakukan engagement dengan dunia luar," kata Retno dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Ditekan Taliban, Banyak Jurnalis Wanita di Kabul Tak Lagi Bekerja

Retno mengatakan, sembari berupaya membentuk pemerintahan yang inklusif, Taliban mengaku telah menunjuk beberapa pejabat sementara.

Adapun beberapa pejabat tersebut kini telah mengisi jabatan pemerintahan sementara. Taliban, kata Retno, mengambil keputusan itu karena melihat adanya kebutuhan mendesak akibat kekosongan pemerintahan.

"Jabatan itu di antaranya posisi untuk menteri pertahanan, menteri dalam negeri, menteri keuangan, pendidikan tinggi, pendidikan intelijen, gubernur bank sentral, gubernur Kabul, dan wali kota Kabul," tutur Retno.

Kepada Retno, Taliban menegaskan sekali lagi bahwa jabatan-jabatan yang diemban orang-orang terpilih itu bersifat sementara.

Lebih lanjut, Retno juga mengungkapkan bahwa saat di Qatar, dirinya sempat mengadakan pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Qatar dan utusan khusus Presiden Amerika Serikat untuk urusan Afghanistan.

Ia menegaskan, tujuan kunjungan ke Qatar itu adalah dalam rangka melakukan compare notes mengenai situasi Afghanistan saat ini dan proyeksi ke depan.

"Sehingga akan memudahkan kita untuk mengambil keputusan ke depannya. Dan khusus dengan Taliban, pertemuan tersebut kami sengaja gunakan untuk menggunakan window opportunity atau kesempatan yang masih terbuka untuk menyampaikan pesan dan harapan," jelasnya.

Saat bertemu dengan Taliban, Retno menyampaikan sejumlah harapan Indonesia. Pertama, Indonesia ingin agar Afghanistan damai, stabil dan makmur.

Baca juga: Menlu Bertemu Perwakilan Taliban di Doha, Ingatkan agar Afghanistan Tak Jadi Sarang Teroris

Kedua, pentingnya jaminan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai breeding and training ground atau tempat melatih diri bagi aktivitas kelompok teroris.

"Ketiga, pentingnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan. Selain itu kami juga menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki vested interest di Afghanistan. Satu-satunya keinginan Indonesia adalah melihat Afghanistan yang damai, stabil dan makmur," tutur Retno.

Usai menyampaikan pembaruan informasi seputar Afghanistan, Retno meminta kepada Komisi I DPR jika ingin melakukan pendalaman, maka lebih baik rapat digelar secara tertutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com