Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Hasan: Sikap Politik PAN Kritis tetapi Solutif

Kompas.com - 31/08/2021, 14:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Rakhmat Nur Hakim

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyatakan sikap politik partainya adalah kritis tetapi tetap solutif.

Hal ini diungkapkan Zulkifli usai diisukan bahwa PAN bergabung dengan partai politik (parpol) koalisi pemerintah, setelah pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dan petinggi parpol koalisi.

"Saudara-saudara yang saya hormati, sikap politik Partai Amanat Nasional selama ini jelas terang, kritis tetapi solutif," kata Zulkifli dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN yang dipantau virtual, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Ketum PAN Apresiasi Pemerintah Tangani Covid-19 karena Kasus Harian Turun Drastis

Menurut dia, sikap politik yang kritis dan solutif tersebut ditunjukkan melalui gagasan serta kerja nyata PAN kepada masyarakat.

Ia pun menegaskan bahwa politik yang digaungkan oleh PAN adalah politik gagasan, bukan politik identitas atau aliran.

"Selalu kita menggaungkan politik gagasan. Gagasan kebangsaan PAN adalah jalan tengah, moderasi," ucapnya.

Oleh karena itu, kata Zulhas, PAN memiliki simbol atau lambang partai yaitu matahari. Menurut dia, matahari memiliki filosofi tersendiri yaitu tidak pilih-pilih dalam menjalankan tugas menyinari seluruh makhluk di bumi.

Zulhas pun menganalogikan matahari seperti perjuangan PAN yang diklaimnya, tidak pilih-pilih dalam tugas dan fungsinya untuk hadir di tengah masyarakat.

"Matahari itu enggak pilih-pilih, menyinari seluruh alam semesta. Tidak pilih-pilih apa ini rumput, apa ini satwa, apa ini manusia. Manusia Lampung, manusia Jawa, manusia Kalimantan, sama, Islam, Kristen, Budha, Hindu, sama semua. Jadi PAN itu memandang semua manusia adalah makhluk Tuhan, kita keluarga besar keturunan Nabi Adam," jelas Zulhas.

Baca juga: Kata Zulkifli Hasan Setelah PAN Diundang Jokowi untuk Rapat di Istana

Lebih lanjut, Zulhas mengungkapkan bahwa partainya juga mengakomodasi kader-kader yang beragama lain, meski PAN identik dengan partai berbasis Islam.

Namun, dia menegaskan bahwa PAN adalah partai yang tetap berasaskan Pancasila. Artinya, kata Zulhas, PAN terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung.

"Tadi saya sampaikan, Papua itu punya dua anggota DPR RI. Di sana juga ada pimpinan Fraksi PAN Papua, ada wakil ketua DPRD Provinsi. Lalu di NTT, ada juga kader PAN. Jadi PAN itu partai terbuka, memang basis pemilihnya sebagian besar, karena mayoritas muslim 80 persen ya Islam," tutur dia.

"Tapi Islam yang moderen, moderat, tengah. Kami berpendapat, kalau Islam yang 80 persen ini dipecah-pecah belah, enggak mungkin Indonesia maju," tambahnya.

Terkait sikap politik kritis dan solutif, Zulhas juga menyampaikan bahwa PAN tidak pernah berpikir soal koalisi atau pun oposisi lantaran melihat politik Indonesia berbeda dengan negara lain.

Baca juga: Soal Penanganan Pandemi, Ketum PAN: Kita Tak Boleh Terpecah Belah dan Sibuk Nyinyir

Menurutnya, politik di Indonesia diisi oleh berbagai partai atau sistem multipartai yang berbeda dengan Amerika Serikat yang dimungkinkan ada koalisi atau pun oposisi lantaran sedikitnya partai.

"Kita ditanya oleh wartawan apakah koalisi atau tidak koalisi? Karena, kita ini berbeda dengan negara lain. Kalau Amerika, ada yang pemerintah ada yang oposisi, iya. Lah kita ini bagaimana multipartai? Di pusat enggak bersama, di provinsi bareng. Ada yang dengan PDI-P, ada yang dengan Golkar, PKS, macem-macem, campur," ucap Zulhas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com