Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Soroti Mobilitas Masyarakat, Epidemiolog: Masyarakat Boleh Bergerak, tapi Ada Batasnya

Kompas.com - 23/08/2021, 15:44 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengakui mobilitas masyarakat di Pulau Jawa selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 masih tinggi.

Pandu mengatakan, PPKM memang tidak bisa menekan mobilitas masyarakat sepenuhnya. Namun, setiap aktivitas masyarakat memiliki batasan dan ketentuan yang harus dipenuhi.

"Orang itu melihatnya penduduk tidak boleh bergerak (selama PPKM), (tetap) boleh. Tetapi ada persyaratannya, istilah pelonggaran itu, kita tidak melakukan pelonggaran yang bebas tetapi ada batasannya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Pandu mengatakan, pembatasan kegiatan masyarakat tersebut dilakukan dengan memberlakukan persyaratan ketika akan memasuki tempat umum seperti mal, kafe, restoran serta membatasi kapasitas pengunjung.

"Syaratnya apa? Sudah divaksinasi dan tidak membawa virus, dua persyaratan itu saja sudah bagus kalau dipenuhi, selama persyaratan tidak dipenuhi risiko penularan virus akan tinggi," ujarnya.

Baca juga: WHO Tegur RI soal Mobilitas Masyarakat di Jawa, Pemerintah Diminta Evaluasi Pelonggaran PPKM

Selain itu, Pandu meminta pemerintah untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan (testing), pelacakan kontak erat (tracing) dan perawatan (treatment) selama PPKM Level 4.

"Kemudian mendorong penduduk wajib memakai masker, jadi persyaratan penduduk bergerak hanya bisa jika memenuhi persyaratan tadi, kalau enggak ya risiko Covid-19 terlalu tinggi," tuturnya.

Lebih lanjut, Pandu meyakini PPKM akan tetap diperpanjang selama pandemi Covid-19 karena hingga saat ini masih efektif dalam menekan mobilitas penduduk.

"PPKM tidak akan pernah diperpanjang, tetapi tetap akan ada, mungkin ada daerah yang diturunkan levelnya atau ada kegiatan di daerah yang 25 persen jadi 50 persen. Soalnya pandemi ini enggak mungkin tahun ini atau tahun depan (berakhir), jadi kita harus membangun sistem," pungkasnya

Sebelumnya diberitakan, WHO mendesak Indonesia untuk mengambil tindakan demi membendung penularan virus corona.

Baca juga: Peringatan bagi Pemerintah jika PPKM Jabodetabek Dilonggarkan: Kasus Covid-19 Bisa Naik, Turunnya Susah Lagi

Diberitakan Reuters, 19 Agustus 2021, hal itu dikarenakan data baru yang menunjukkan bahwa mobilitas untuk ritel dan rekreasi telah mencapai tingkat pra-pandemi di beberapa wilayah utama.

Laporan situasi terbaru WHO menyoroti "peningkatan signifikan dalam mobilitas masyarakat dalam ritel dan rekreasi" di provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah yang secara kolektif menampung sekitar 97 juta orang.

Adapun yang dimaksud ruang ritel dan rekreasi mengacu pada restoran, kafe, pusat perbelanjaan, perpustakaan, museum, dan taman hiburan.

"Perumusan rencana konkret dan tindakan mendesak sangat penting untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak peningkatan mobilitas pada transmisi dan kapasitas sistem kesehatan," tulis laporan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com