Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Gibran Seharusnya Bisa Tolak atau Sarankan PDI Perjuangan Tak Pasang Baliho Puan Maharani

Kompas.com - 09/08/2021, 19:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, para kepala daerah yang berasal dari partai politik dapat menolak permintaan untuk pemasangan baliho.

Hal itu, sambung dia, juga dapat dilakukan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Putra Presiden Joko Widodo itu seharusnya dapat menolak permintaan PDI Perjuangan untuk memasang baliho Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.

Gibran sebelumnya disebut-sebut mengakui dan memesan baliho bergambar Puan dengan tulisan "Kepak Sayap Kebhinekaan" itu.

"Mestinya, siapapun kepala daerah dari PDI-P termasuk Gibran, menolak pemasangan baliho yang akhirnya menjadi polemik," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/8/2021).

Menurut dia, Gibran seharusnya dapat memberikan saran kepada DPP PDI Perjuangan untuk merespons polemik pemasangan baliho bergambar Puan di tengah publik.

Adapun saran yang dapat diberikan yakni meminta PDI Perjuangan untuk tidak memasang baliho itu di tengah kondisi masyarakat yang kini tengah mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Gibran Pesan Baliho Kepak Sayap Kebhinekaan Bergambar Puan Maharani

"Mestinya, Gibran juga memberi saran pada PDI-P, agar tak memasang baliho Puan di tengah-tengah masyarakat yang sedang sekarat karena Covid-19," tegasnya.

Kendati demikian, diakui Ujang bahwa pemasangan baliho tak hanya PDI-P saja. Hampir semua partai akan melakukan langkah serupa dengan instruksi atau perintah dari DPP.

Instruksi itu, lanjut dia, memungkinkan para kader, termasuk kepala daerah untuk tunduk dan patuh.

"Semua partai akan menggunakan cara yang sama terkait pemasangan baliho-baliho, yaitu memerintahkan pada kader-kader di daerah termasuk yang sedang menjabat kepala daerah untuk memasang baliho," jelasnya.

"Itu perintah partai, jadi Gibran bisa saja tunduk dan patuh pada instruksi partai," tambah dia.

Namun, Ujang mengingatkan kepada seluruh partai politik beserta elite, untuk fokus terhadap penanganan Covid-19. Salah satunya yaitu dengan menghentikan atau menunda terlebih dahulu pemasangan baliho-baliho tokoh politik.

Ia berpendapat, masyarakat hanya butuh makan dan sama sekali tidak membutuhkan baliho di tengah masa sulit akibat pandemi Covid-19.

"Rem dulu pemasangan-pemasangan baliho tersebut. Stop dulu pajangan-pajangan baliho Puan tersebut. Karena saat ini, rakyat tak butuh baliho, tapi butuh makan," pinta Ujang.

Baca juga: Golkar Sulsel soal Bertebarannya Baliho Airlangga: Ini Sudah Perintah Partai

Sebelumnya, dibeberkan oleh pemilik Gage Design Bambang Nugroho, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming termasuk salah satu kader kepala daerah asal PDI-P yang memesan baliho dan billboard Puan Maharani "Kepak Sayap Kebhinekaan".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com