Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emir Moeis Disarankan Mengundurkan Diri dari Jabatan Komisaris Anak Perusahaan BUMN

Kompas.com - 06/08/2021, 18:58 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Badan Usaha Milik Negara dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menyarankan agar Izedrik Emir Moeis mundur dari jabatan Komisaris PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) yang merupakan anak perusahaan BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk menghindari kegaduhan.

"Jadi adalah elegan untuk menghindarkan kegaduhan yang tidak perlu, dalam suasana semua pihak fokus pada penanganan Covid-19, apabila dengan jiwa besarnya yang bersangkutan memutuskan mengundurkan diri," ujar Toto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/8/2021).

Toto kemudian mempertanyakan penunjukan Emir Moeis sebagai Komisaris PT Pupuk Iskandar Muda. Hal ini dikarenakan Emir Moeis merupakan mantan narapidana kasus korupsi.

Baca juga: Perjalanan Emir Moeis, Sejak Terjerat Korupsi hingga Kini Jadi Komisaris PT Pupuk Iskandar Muda

Menurut Toto, mungkin saja salah satu persyaratan sebagai komisaris dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-03/MBU/2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN, sebagaimana telah diubah dengan Permen BUMN Nomor PER-04/MBU/06/2020 yang menyebutkan bahwa calon komisaris tidak pernah dihukum dalam waktu lima tahun sebelum pencalonan terpenuhi.

Hal itu tercantum pada pasal 4 ayat (1) huruf e peraturan tersebut yang berbunyi: Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan.

Sebab Emir Moies divonis pada 14 April 2014 dan bebas dari penjara pada Maret 2016. Sedangkan penunjukan Emir sebagai komisaris pada 18 Februari 2021. 

"Syarat formal misalnya minimal 5 tahun atau lebih sudah selesai dengan perkara pidana yang menjeratnya. Apakah sudah terpenuhi? Mungkin syarat ini sudah terpenuhi," kata Toto.

Baca juga: Kementerian BUMN Diminta Jelaskan Alasan Penunjukan Emir Moeis sebagai Komisaris

Namun, ada syarat utama lainnya yang tidak boleh diabaikan yaitu syarat materiil terkait integritas. 

"Syarat materiil terkait integritas menjadi poin penting. Ini domain tim evaluasi di level PT Pupuk Indonesia sebagai induk dari PT PIM yang kemudian menginformasikan ke pemegang saham. Integritas menyangkut soal kredibilitas," kata Toto.

"Artinya apakah yang bersangkutan bisa me-manage hubungan cukup baik dgn manajemen dan juga barisan 1 layer dibawah BOD apabila mereka sudah punya sikap tersendiri terkait profil komisaris tersebut. Pengawasan tentu tdk akan berjalan efektif kalo ada gap relationship di sini," lanjut Toto.

Untuk menilai efektif atau tidaknya Emier Moies sebagai komisaris, kata Toto, indikatornya dapat diukur dari tingkat kehadiran rapat di rapat direksi dan komisaris serta usulan Emir Moeis terkait pengawasan.

"Bisa dilihat kemudian apakah yang bersangkutan cukup efektif sebagai dewan komisaris. Seperti diketahui PIM saat ini sedang kritis terkait pasokan sumber gas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com