Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Jangan Ada Ego Kewilayahan pada Penanganan Covid-19 Jabodetabek

Kompas.com - 03/08/2021, 12:12 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta jangan sampai ada ego kewilayahan dalam penanganan Covid-19 di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek. .

Ma'ruf pun meminta Menteri Dalam Negeri dan para kepala daerah Jabodetabek dapat berkoordinasi lebih lanjut tentang penanganan pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat memberikan pengarahan kepada seluruh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi melalui konferensi video, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Polri: Salah Satu Tersangka Kasus Unlawful Killing Laskar FPI Positif Covid-19

"Perlunya ada koordinasi Menteri Dalam Negeri dan Satgas. Koordinasi dari wilayah-wilayah ini jangan sampai ada semacam ego kewilayahan," kata Ma'ruf dikutip dari siaran pers, Selasa (3/8/2021).

Ma'ruf mengingatkan soal ego kewilayahan karena Jabodetabek merupakan wilayah aglomerasi.

Banyak masyarakat Bodetabek yang mencari nafkah di Jakarta sehingga mobilitas mereka pun harus dikendalikan.

Oleh karena itu agar tidak terjadi ego kewilayahan, Ma'ruf pun meminta perlu dicari model yang tepat dalam penanganan Covid-19 di Jabodetabek.

"Sebab ini menjadi suatu daerah yang aglomerasi, mungkin perlu dicari modelnya seperti apa,” kata dia.

Lebih lanjut Ma'ruf juga meminta agar penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek harus terintegrasi baik dari segi program maupun data.

Koordinasi yang baik antara Gubernur DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten sangat dibutuhkan.

Baca juga: Luhut Sebut Kasus Covid-19 Turun 50 Persen, Epidemiolog: Indonesia Baru Masuki Titik Puncak Pandemi

“Penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek tidak dapat didasarkan pada wilayah administratif semata-mata. Penanganan di wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek baik secara program maupun data harus dilakukan secara terintergrasi dan terpadu melalui koordinasi yang baik antara Gubernur DKI, Jawa Barat, dan Banten,” kata Ma'ruf.

Ma'ruf mengatakan, banyak masyarakat yang berdomisili di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi melakukan mobilitas ke Jakarta.

Hal tersebut, dikatakan Ma'ruf, dapat menjadi salah satu bentuk rantai penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, integrasi program dan data yang baik pun dibutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com