JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonsia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan kasus Covid-19 akan terus mengalami kenaikan dalam jumlah yang besar.
Dia pun memprediksi, penambahan kasus baru secara harian akan terus mencatatkan rekor.
"Kalau ditanya apakah angka akan naik pada besok, lusa dan seterusnya, ini akan terus naik dan memecahkan rekor-rekor lagi," ujar Hermawan dalam diskusi daring pada Sabtu (17/7/2021).
Hal itu menurutnya merujuk kepada jumlah kasus aktif Covid-19 yang saat ini mencapai lebih dari 500.000 orang.
Kemudian kasus suspek Covid-19 juga melebihi 220.000 kasus.
"Dan masih terus terjadi antrean mungkin di seluruh RS di Pulau Jawa. Ini yang menunjukkan situasi kita saat ini," jelasnya.
"Kalau kita lihat angka-angka ini maka PPKM darurat sama sekali belum mempengaruhi penurunan kasus. Kalau kami lihat wajar dan memang pantas pemerintah harus perpanjang PPKM darurat," tegas Hermawan.
Dia mengungkapkan, beberapa pihak menyebutkan PPKM darurat telah efektif. Namun, menurutnya hal itu baru dilihat dari variabel perilaku dan mobilitas.
Misalnya, di DKI Jakarta bisa terjadi penurunan mobilitas hingga 30 sampai 40 persen.
"Tetapi itu bukan variabel epidemiologi. Variabel epidemiologi atau angka-angka statistiklah yang harus kita pahami sesuai kondisi yang ada," tambahnya.
Baca juga: PMI: Sekitar 50 Orang Relawan Meninggal Akibat Covid-19
Sebelumnya, Hermawan mengatakan, apabila hingga akhir Juli 2021 PPKM darurat tak efektif melandaikan kasus Covid-19, maka pandemi berpotensi tak bisa dikendalikan.
Hal ini merujuk kepada kondisi penularan Covid-19 di Jawa dan luar Jawa yang sama-sama mengalami lonjakan kasus.
"Bila sampai akhir juli atau dua pekan ke depan PPKM darurat tidak efektif secara kaitannya dengan hasil yang menurunkan atau melandaikan kasus Covid-19, maka kita tak lagi mampu mengendalikan," ujarnya.
"Ini tak hanya Pulau Jawa, tapi kita dalam ancaman seluruh indonesia. Sebab, seluruh daerah di luar pulau jawa sekarang rata-rata sekitar 60-70 persen sudah zona merah semuanya," lanjutnya.
Kondisi itu, kata dia, terjadi di Sumatera, Kalimantan, kawasan Nusa Tenggara san Sulawesi .