Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ucapan Risma Ancam Pindahkan ASN ke Papua Dinilai Kurang Bijak

Kompas.com - 14/07/2021, 16:43 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Rakhmat Nur Hakim

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VIII DPR Bukhori Yusuf menilai, pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang mengancam memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat ke Papua kurang bijak dilakukan.

"Saya kira itu kurang bijak dalam merespons ASN yang dipandang kurang responsif," kata Bukhori kepada Kompas.com, Rabu (14/7/2021).

Hal tersebut diungkapkannya untuk merespons pernyataan Risma yang mengancam ASN Balai Wyata Guna dipindahkan ke Papua karena tak responsif bekerja.

Baca juga: Penjelasan Kemensos soal Ancaman Risma Kirim Anak Buah ke Papua

Menurut sebagian pihak, ucapan memindahkan ke Papua tersebut dinilai publik bahwa Mensos menganggap Papua sebagai tempat pembuangan.

Bukhori menilai, di sisi lain, pernyataan Risma juga berpotensi mematahkan semangat kerja para ASN lainnya.

"Ungkapan itu justru akan mematikan semangat kerja keras ASN," tutur dia.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga tak sepakat dengan pernyataan Risma terkait ancaman pemindahan dinas ke Papua terhadap ASN yang dinilai tak responsif bekerja.

Menurut dia, seharusnya Risma dapat memilih kalimat atau bahasa yang lebih baik agar tidak menyinggung sejumlah pihak, baik masyarakat Papua maupun ASN.

Baca juga: Risma Ancam Anak Buah Pindah ke Papua, Ini Kata Anggota DPR Dapil Papua


"Ada bahasa lain yang lebih baik dengan tidak mengurangi maksud baik," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, Mensos Risma kembali menumpahkan amarahnya saat melihat pegawai Balai Wyata Guna dinilai tak responsif dalam bekerja, Selasa (13/7/2021).

Risma melihat, pegawai balai terrsebut masih berada di dalam kantor dan tidak membantu dapur umum.

Adapun dapur umum ini digunakan untuk memasak telur yang akan dibagikan ke warga dan petugas selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.

Mantan Walikota Surabaya itu meminta kepada para pegawai Balai Wyata Guna agar lebih peka dan membantu di dapur umum, bukan berleha-leha di dalam kantor berpendingin ruangan.

"Rakyat lagi susah sekarang, tenaga-tenaga kesehatan semua susah, tapi semua teman-teman kayak priayi semua. Maunya duduk tempat dingin, enggak mau susah-susah. Ayolah kita peduli, jangan jadi priayi. Semuanya polisi ada di jalan, semua jaga, teman-teman enak duduk di dalam. Di mana perasaan kalian," ujar Risma.

Baca juga: Usai Dimarahi Risma dan Diancam Pindah ke Papua, Pegawai Balai Wyata Akhirnya Bantu Dapur Umum

Tak sampai di situ, Risma mengancam akan memindahkan seluruh ASN Kemensos yang menjadi pegawai Balai Disabilitas Wyata Guna ke Papua jika masih tak mau membantu operasional dapur umum.

"Saya tidak mau lihat seperti ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua ke Papua. Saya enggak bisa pecat orang kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua. Jadi tolong yang peka," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com