Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Isoman Pasien Covid-19 Tinggi, Pemerintah Diminta Beri Perhatian Khusus

Kompas.com - 14/07/2021, 11:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Rakhmat Nur Hakim

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengatakan, pemerintah harus memberi perhatian khusus pada kasus kematian pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman)

Sebab, faktanya tingkat kematian akibat Covid-19 semakin tinggi. Ia menilai, faktor kelangkaan oksigen dan obat, penuhnya keterisian tempat tidur rumah sakit dan permasalahan mendapatkan mobil ambulans juga menjadi pemicu kematian tinggi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.

"Bisa dicek di lapangan betapa sulitnya pasien yang isolasi mandiri mendapatkan tabung oksigen dan obat-obatan terutama untuk golongan antivirus dan antibiotik. Belum lagi masalah kapasitas rumah sakit yang sudah penuh, termasuk sulitnya mendapatkan mobil ambulans bagi pasien yang darurat Covid-19," kata Mufida dalam keterangannya, Rabu (14/7/2021).

Baca juga: Dalam Dua Pekan, 20 Pasien Covid-19 di Balikpapan Meninggal Saat Isoman

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengungkapkan, program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Telemedicine nyatanya belum terbukti berjalan baik.

Selain itu, informasi terkait isolasi mandiri sulit didapatkan masyarakat. Hal ini yang juga menjadi faktor tingginya kematian pasien Covid-19 yang isolasi mandiri.

Ia berharap, pemerintah tidak perlu banyak melakukan kerja simbolik dan seremonial. Ia menuntut pemerintah mengerjakan hal yang lebih penting yakni mampu mengendalikan harga obat yang melonjak tinggi, termasuk ketersediaan tabung oksigen yang memadai bagi pasien.

"Ini kan masalah. Hal itu membuktikan panduan isoman dan obat-obatan bagi pasien Covid tidak terjangkau dan belum didapat," ujarnya.

Lebih lanjut, Mufida mengungkap data Lembaga LaporCovid-19 bahwa terdapat 265 pasien Covid-19 meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri di rumah selama periode Juni sampai 2 Juli 2021.

Baca juga: Cerita di Balik Makanan Gratis Tiap Hari untuk Warga Madiun yang Isoman

Sebanyak 265 korban itu, lanjut dia, tersebar di 47 kota dan kabupaten dari 10 provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Lampung, Kepulauan Riau, Riau, dan Nusa Tenggara Timur.

"Ini fakta lagi data yang diungkap terkait kematian pasien Covid saat isoman. Data itu tidak dihimpun Kementerian Kesehatan. Secara pribadi saya prihatin akan tingginya kasus kematian pasien Covid saat isoman. Harusnya ini jadi perhatian pemerintah juga," jelasnya.

Mufida mengingatkan, Indonesia mencatat jumlah kematian tertinggi harian Covid-19 di dunia dengan 1.007 jiwa pada Minggu (11/7/2021).

Jumlah itu, menurutnya telah menyalip India yang berada di urutan ketiga dengan 720 kasus kematian, kemudian Rusia 749, dan Brasil dengan 597 korban meninggal.

Mufida berharap, pasien Covid-19 bergejala sedang dan berat jangan dipaksa untuk melakukan isolasi mandiri di rumah karena tidak akan mendapatkan pengawasan.

Baca juga: Cerita Pemuda di Pamekasan Blusukan ke Rumah Warga Isoman, Bagikan Sembako hingga Masker

"Lebih baik pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat terutama yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) ikut dalam antrean IGD rumah sakit," ujarnya.

Sebab, setidaknya ada penanganan yang bisa dilakukan tenaga kesehatan terhadap pasien Covid-19 gejala sedang hingga berat jika terjadi sesuatu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com