Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

85 Tahun Habibie, Ginandjar Kartasasmita: Jasanya Selesaikan Krisis Ekonomi 1998 Harus Diingat

Kompas.com - 25/06/2021, 21:49 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri periode 1998-1999 Ginandjar Kartasasmita mengatakan, Indonesia harus mengenang jasa Presiden ke-3 RI almarhum BJ Habibie.

Tak hanya mengenang jasa di bidang teknologi, Indonesia juga harus mengenang jasa Habibie dalam hal menyelesaikan krisis ekonomi tahun 1998.

"Justru jasa yang selamanya namanya akan diingat dan sangat prinsipil dalam perkembangan bangsa kita adalah menyelesaikan krisis ekonomi tahun 1998," kata Ginandjar dalam diskusi virtual Peringatan 85 Tahun Almarhum BJ Habibie: Masa Depan Demokrasi & Tekno-Ekonomi Indonesia di tengah Pandemi, Jumat (25/6/2021).

Menurut Ginandjar, jika krisis ekonomi 1998 itu tak diatasi, maka Indonesia tidak akan berada pada masa sekarang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hari Kelahiran Bacharuddin Jusuf Habibie

Tanpa mengucilkan pemimpin negara yang lain, tetapi hal itu yang setidaknya dirasakan dan dinilai Ginandjar selama bekerja dalam pemerintahan Habibie.

"Bagi mereka yang bukan teknolog, bagi mereka yang bukan ekonom, peristiwa itu dan upaya Pak Habibie yang berhasil mengatasinya itu akan selalu teringat di dalam sejarah," ucapnya.

Ginandjar lantas mengenang saat-saat dirinya berada di pemerintahan Habibie usai Orde Baru yang dipimpin Presiden ke-2 RI Soeharto runtuh.

Ia menyebutkan, Presiden Habibie memimpin pemerintahan dengan warisan kondisi negara yang carut marut akibat krisis moneter 1997 dan krisis ekonomi 1998.

"Prof Habibie diwarisi sebagai presiden, keadaan negara yang sangat morat marit. Di ujung kehancuran, secara ekonomi maupun secara politik," ucapnya.

"Di mana empat orang mahasiswa menjadi korban. Dan terus buntut-buntutnya itu berdampak. Jadi penanganan krisis 98 itu sangatlah utama dalam perjalanan kita sebagai bangsa," jelasnya.

Baca juga: Perjalanan Panjang MRT Jakarta, Dicetuskan Habibie dan Dieksekusi Jokowi-Ahok

Terkait krisis ekonomi, Habibie diwarisi keadaan ekonomi yang sangat mengkhawatirkan mana kala nilai tukar rupiah turun dari Rp 2.400/dollar AS pada Juli 1997 menjadi Rp 16.000/dollar AS pada Juni 1998.

"Jadi bayangkan berapa persen itu penurunannya. Pertumbuhan yang selama 30 tahun Indonesia tumbuh rata-rata 7 persen selama masa Orde Baru. Pada 1998 lalu minus 13,6 persen. Inflasi 77,6 persen," ucapnya.

Ketua DPD RI Periode 2004-2009 Ginandjar Kartasasmita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2016)KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Ketua DPD RI Periode 2004-2009 Ginandjar Kartasasmita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2016)

Kondisi ekonomi itu, lanjut dia, membuat situasi di sejumlah wilayah Indonesia terjadi kerusuhan.

Masyarakat tumpah ruah ke jalan dan tak bisa dikendalikan. Kemudian, transportasi pun juga terhenti dan banyak yang menjadi korban.

"Paling utama di ekonomi kita, industri kita berhenti bekerja. Jadi inilah warisan yang diterima Pak Habibie waktu itu," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com