Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mensos Risma Percaya Digitalisasi Media Dapat Meminimalisasi Kesenjangan

Kompas.com - 09/06/2021, 21:45 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, luas geografis Indonesia dan keanekaragaman sosial budaya secara tidak langsung menimbulkan kesenjangan.

Kesenjangan tersebut, sebut dia, dapat dikikis dengan penggunaan teknologi digital.

“Masalah kesenjangan juga dihadapi Kementerian Sosial (Kemensos) dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS),” ujar Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (9/6/2021).

Ia mencontohkan, misalnya terhadap penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan. Begitu pula, komunitas adat terpencil (KAT) yang tinggal di daerah dengan akses dasar terbatas.

Baca juga: Tahun 2021, Kemensos Targetkan Berdayakan 2.500 KK Warga Komunitas Adat Terpencil

Kendati demikian, Risma telah mentransformasikan mesin braille ke digital bagi penyandang disabilitas netra.

Selain penyandang disabilitas netra, ia mengaku akan mentransformasikan buku cetak ke bentuk gambar untuk disabilitas rungu.

“Materi ini sangat penting untuk mereka, karena modulnya berisi bimbingan ke arah kemandirian ekonomi,” kata Risma, dalam sambutannya pada acara launching "SheHacks 2021" di Gedung Kantor Pusat Indosat Ooredoo, Jakarta (9/6/2021).

Dalam agenda itu, Risma menyampaikan, akan terus mendukung dan mendorong inovasi teknologi pada semua kalangan, termasuk yang saat ini dilakukan Indosat Ooredoo.

Baca juga: Mendes PDTT: 30 Persen Desa Butuh Sentuhan Inovasi Teknologi

“Saya terima kasih kalau ada peserta SheHacks bisa membuat transformasi itu terutama untuk saudara kita penyandang disabilitas,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mantan Wali Kota Surabaya ini juga mengisahkan bagaimana sulitnya berkomunikasi dengan pejabat di daerah pedalaman di timur Indonesia.

Risma menyatakan, sudah berencana dan bersiap untuk melakukan komunikasi dengan para pejabat di daerah pedalaman.

“Namun belakangan harus beberapa kali ditunda karena mereka masih di hutan dan sulit mendapatkan akses komunikasi,” imbuhnya.

Baca juga: Soal Terbatasnya Akses Komunikasi di Jayapura, Ini Penjelasan Kominfo

Menurutnya, dengan teknologi pihaknya akan dapat memonitor jalannya pemerintahan.

Solusi itu terbukti efisien saat ia menjabat sebagai wali kota. Risma mengaku bisa memonitor jalannya pemerintahan di Kota Surabaya dari luar negeri.

“Saat itu saya sering bepergian ke luar negeri, beberapa kali sampai dua minggu lebih. Akan tetapi, warga Surabaya tidak merasa kalau saya tidak ada. Hal itu karena adanya teknologi,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com