JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera menilai, munculnya partai-partai baru merupakan bentuk koreksi kepada partai politik yang sudah ada.
Hal ini disampaikan Mardani saat dimintai tanggapan soal berdirinya Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) yang dideklarasikan pada Selasa (1/6/2021).
"Ini pertanda partai existing tidak atau kurang mampu membuka pintu atau memang kurang menarik. Keduanya buruk buat demokrasi," kata Mardani saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/6/2021)
Baca juga: Klaim Sudah 5 Bulan Disahkan, Ini Alasan Partai Prima Baru Akan Deklarasi 1 Juni 2021
Mardani berpendapat, seiring berjalannya waktu, elite-elite politik semestinya saling bergabung dan merapat, bukan membentuk partai-partai baru.
Menurut Mardani, keberadaan partai-partai baru juga tidak bisa menjadi alternatif bagi publik apabila basisnya serupa dengan partai-partai yang sudah ada.
"Jika sama basis sebetulnya tidak banyak alternatif bisa diberikan, tapi ini bagian dari koreksi kepada partai existing," ujar dia.
Kendati demikian, Mardani mengatakan, mendirikan partai politik merupakan hak bagi setiap warga negara.
"Semua punya hak untuk berbicara dan berserikat. Welcome to the stage. Selamat bergabung," kata Mardani.
Diberitakan sebelumnya, Partai Rakyat Adil Makmur resmi mendeklarasikan diri sebagai partai baru di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Selasa malam.
Baca juga: Partai Rakyat Adil Makmur Dideklarasikan, Berikut Program Kerjanya...
Partai tersebut dideklarasikan oleh sejumlah eks pengurus pusat Partai Rakyat Demokratik (PRD), termasuk mantan Ketua Umum PRD Agus Jabo Priyono yang menjabat sebagai Ketua Umum Prima.
Agus Jabo mengatakan, Prima merupakan partai yang mewakili kelompok masyarakat kecil dan terpinggirkan dengan mengusung visi politik kesejahteraan.
"Prima, partainya rakyat biasa, lahir di tengah pusaran arus kehidupan bangsa yang keras," ujar Agus Jabo dalam acara deklarasi, dikutip dari Antara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.