Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Belum Utamakan Vaksinasi Covid-19 Anak-anak, Masih Fokus Kelompok Rentan

Kompas.com - 29/05/2021, 13:12 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pemerintah belum mengutamakan vaksinasi untuk anak-anak.

Ia menyebut, pemerintah tengah memfokuskan diri melindungi kelompok yang rentan terpapar Covid-19.

"Untuk vaksin anak-anak belum diutamakan, mengingat di tingkat dunia sebagian merek vaksin belum sepenuhnya diuji pada kategori pada anak-anak," kata Wiku dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/5/2021).

"Saat ini Indonesia fokus kelompok rentan, dan secara statistik didominasi usia 18 tahun. Hal ini untuk memperlambat laju penularan," ucap dia.

Baca juga: Satgas Covid-19: Vaksin Sinopharm Memiliki Tingkat Efikasi Tinggi

Wiku menyebut, vaksin Sinopharm yang saat ini diberikan untuk masyarakat melalui program vaksinasi gotong royong memiliki tingkat efikasi yang tinggi.

Vaksin itu, kata dia, memiliki efikasi 78,02 persen berdasarkan studi klinis fase 3.

"Studi klinis fase 3 pada lebih dari 42 ribu subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen," kata Wiku.

"Hasil pengukuran imunogenesitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa," ucap dia.

Vaksin Covid-19 produksi Sinopharm pun telah mendapatkan persetujuan emergency use of authorization (EUA) di lebih dari 27 negara, termasuk Indonesia yang mengeluarkan EUA sejak April 2021.

Vaksin ini, juga telah mendapatkan emergency use of listing (EUL) dari WHO pada 7 Mei 2021.

Kendati demikian, Wiku mengingatkan bahwa vaksinasi saja belum cukup memberi perlindungan prima dalam mencegah penularan virus corona.

Sebab, untuk melindungi diri dari virus Covid-19 itu, harus dilengkapi dengan protokol kesehatan.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca CTMAV 547 Boleh Digunakan Lagi, Ini Kata Kemenkes

Di sisi lain, perkembangan terbaru dari hasil whole genome sequencing (WGS) per 25 Mei 2021 menunjukan bahwa ada sebanyak 1.744 WGS yang dikumpulkan ke bank data GISAIDM dan sebanyak 1.711 di antaranya sudah selesai dilakukan.

Sementara itu, untuk varian of concern yang terdeteksi yakni jenis B.1.1.7 sebanyak 16 kasus, varian B.1.6.1.7 + sebanyak 27 kasus, varian B.1.3.5.1 sebanyak 2 kasus dan varian B.1.5.2.5 sebanyak 1 kasus.

Meskipun demikian, Wiku berharap, masyarakat tidak fokus terhadap penemuan varian virus tersebut.

Adanya data terbaru hasil WGS itu, kata dia, harus dijadikan upaya meningkatkan kewaspadaan dengan semakin mematuhi protokol kesehatan.

"Dan adanya varian baru tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Karena dapat berujung pada melemahkan imunitas diri," ucap Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com