Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Jadi Momentum Evaluasi Alutsista Milik TNI

Kompas.com - 07/05/2021, 07:02 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 dianggap menjadi momentum untuk mengevaluasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, insiden tersebut juga menjadi acuan untuk menyiapkan langkah-langkah memodernisasi kapal selam yang dimiliki TNI Angkatan Laut.

"Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi tentang kondisi alutsita TNI khusunya kapal selam yang dimiliki TNI Angkatan Laut dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melanjutkan modernisasi kapal selam," kata Hadi dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, Kamis (6/5/2021).

Selain Hadi, hadir pula Kepala Staf Angkatan Laut Lakasmana Yudo Margono dalam rapat yang membahas peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala, kondisi terkini alutsista TNI AL, serta rencana modernisasi alutsista TNI AL itu.

Hadi menuturkan, tenggelamnya KRI Nanggala merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia karena 53 prajurit terbaik TNI gugur dalam peristiwa itu.

Baca juga: Panglima TNI: Tenggelamnya KRI Nanggala Kehilangan bagi Kita Semua

"Kita tidak hanya kehilangan alutsista strategis tetapi juga kehilangan 53 prajurit terbaik yang telah gugur dan selamanya tidak akan pernah kembali kepada keluarga mereka," ujar Hadi.

Ia mengatakan, peristiwa tersebut juga menjadi pelajaran berharaga bahwa tugas seorang prajurit TNI mengandung risiko yang sangat tinggi.

"Di samping untuk menghadapi musuh, juga harus menghadapi kondisi alam yang bukan menjadi ruang hidupnya, sebagaimana dialami para awak kapal selam," kata Hadi.

Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani menyatakan, insiden tenggelamnya KRI Nanggala harus menjadi bahan introspeksi terkait sistem perahanan yang andal.

"Insiden KRI Nanggala 402 ini dapat menjadi intropeksi bagi kita semua, untuk mempersiapkan sistem pertahanan negara yang handal, termasuk menjamin keamanan dan keselamatan prajurit dalam menjalankan tugas," kata Puan saat berpidato dalam Rapat Paripurna DPR.

Ia mengatakan, isu tersebut merupakan salah satu permasalahan yang mesti menjadi perhatian oleh alat kelengkapan dewan (AKD) DPR.

Baca juga: KSAL Sebut KRI Nanggala Sudah Terbiasa Latihan Menembak Torpedo

Masih layak

Dalam paparannya di hadapan Komisi I DPR, Yudo menyatakan, KRI Nanggala masih layak pakai sebelum karam saat hendak mengikuti latihan penembakan torpedo di perairan utara Bali.

Yudo menuturkan, kapal buatan Jerman itu juga telah mengikuti latihan Gladi Tugas Tempur Pangkalan (Glagaspur) tingkat 1 dan 2 pada Juli-Agustus 2020 lalu yang menjadi syarat bagi kapal untuk melanjutkan latihan di tingkat berikutnya.

"Sehingga dri sisi kesiapan latihan, KRI Nanggala masih layak untuk melaksanakan latihan karena sudah diuji, sudah ditugas tempur tingkat 1 maupun tingkat 2," kata Yudo.

Yudo mengungkapkan, KRI Nanggala pun telah terbiasa melaksanakan latihan perang dengan menembakkan torpedo SUT.

Ia menjelaskan, sejak pertama kali beroperasi, KRI Nanggala sudah melaksanakan 17 kali latihan penembakan torpedo SUT, baik dengan kepala latihan maupun kepala perang.

"Dan dua kali melaksanakan penembakan kepala perang mengenai sasaran dan sasaran tenggelam," ujar Yudo.

Baca juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, Panglima: Waktu yang Tepat Evaluasi Kondisi Alutsista TNI

Yudo menambahkan, setelah menjalani perawatan overhaul di Korea Selatan pada 2012, KRI nanggala selalu mengikuti proses pemeliharaan tingkat menengah setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com