Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas Sebut Bursa Capres Diisi Nama Lama, Bahkan Jokowi Tertinggi

Kompas.com - 04/05/2021, 09:37 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei calon presiden yang diselenggarakan Litbang Kompas pada April 2021 menunjukkan bursa pencapresan masih diisi oleh nama-nama lama.

Survei itu menunjukkan, ada 11 nama yang diutarakan responden saat ditanyakan soal tokoh yang paling layak menjadi presiden jika pemilihan presiden dilakukan saat ini.

Berdasarkan hasil survei, 24 persen responden masih memilih Presiden Joko Widodo saat ditanya siapa capres yang akan dipilih jika pilpres digelar pada saat ini.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Masyarakat Belum Pikirkan Nama Capres

Padahal, Jokowi Jokowi tidak akan kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2024 mendatang karena Undang-Undang Dasar 1945 membatasi masa jabatan presiden maksimal dua periode.

Di bawah Jokowi, ada nama Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 16,4 persen, disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas 10 persen.

Sementara, delapan nama lainnya memiliki elektabilitas di bawah 10 persen yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (7,3 persen), Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (3,1 persen), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (3,3 persen).

Kemudian, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (3,3 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (3,4 persen), Menteri Sosial Tri Rismaharini (2,4 persen), mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (2 persen), dan Menko Polhukam Mahfud MD (0,9 persen).

Baca juga: Elektabilitas Prabowo yang Tersisa Setelah Dua Pilpres...

Sementara, 2,1 persen responden menyebut nama lainnya sedangkan 21,4 persen responden tidak menjawab atau rahasia.

Pengajar pada Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada Mada Sukmajati menilai, hasil survei itu menunjukkan publik belum fokus pada agenda politik karena Pemilu 2024 masih tiga tahun lagi.

Terlebih, saat ini masyarakat masih fokus memikirkan upaya pengendalian pandemi Covid-19 ketimbang menentukan pilihan calon presiden.

"Memang, masyarakat belum fokus pada agenda politik sehingga belum ada nama-nama yang mengerucut sebagai alternatif pilihan baru. Buktinya, dari nama-nama yang muncul di survei juga masih itu-itu saja," ujar Mada, dikutip dari Kompas.id, Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Tingkat Kepuasan Publik terhadap Kinerja Pemerintah Meningkat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com