JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Subbidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Koesmedi Priharto mengharapkan masyarakat bisa membangun budaya hidup bersama dengan Covid-19.
Hal itu dilakukan seiring belum berakhirnya pandemi Covid-19 di Tanah Air.
"Bagaimana caranya kamu menghadapi itu untuk berbudaya bersama, itu yang harus mereka timbulkan," ujar Koesmedi dalam diskusi yang digelar BNPB, Senin (1/4/2021).
Koesmedi mengatakan, dalam upaya menekan laju penyebaran virus corona perlu melihat ragam budaya masyarakat di masing-masing daerah.
Baca juga: Anggota Komisi III DPR: Kita Tidak Bisa Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Ia mengatakan, penanganan Covid-19 melalui budaya tidak bisa dipukul rata.
Misalnya, masyarakat Solo, Jawa Tengah yang lemah lembut. Hal itu berbeda dengan masyarakat DKI Jakarta yang keras.
Dari perbedaan budaya tersebut, kata Koesmedi, tinggal bagaimana masyarakat bisa menciptakan kultur menekan penyebaran virus corona.
"Mereka harus bisa hidup bersama dengan Covid-19 dengan budayanya. Beda dong masyarakat di Jakarta dengan masyarakat, katakan, di Solo yang budayanya lembut. Yang di sini budayanya keras," kata Koesmedi.
"Kalau kita pakai budaya yang di sana, di sini tentu tidak bisa, jadi kita kembalikan lagi kepada masyarakat," kata dia.
Baca juga: Jokowi: Kita Harus Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Akan tetapi, ia memastikan bahwa pemerintah tidak lepas tangan begitu saja agar masyarakat bisa membangun budaya hidup bersama Covid-19.
"Kita masih monitor ke daerah-daerah," terang dia.
Hingga Senin (1/4/2021), kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.517.854 kasus.
Sementara, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 sebanyak 1.355.578 orang.
Sedangkan, kasus meninggal dunia mencapai 41.054.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.