Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas KIPI Rekomendasikan Penyuntikan AstraZeneca Sulut Dilanjutkan

Kompas.com - 30/03/2021, 10:45 WIB
Icha Rastika

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merekomendasikan vaksinasi Covid-19 di Sulawesi Utara dengan vaksin AstraZeneca dilanjutkan menyusul laporan gejala yang dialami penerima vaksin di Kota Manado dan Kota Bitung semuanya berkategori ringan.

"Saya laporkan ke Pak Menteri Kesehatan bahwa semua yang dilaporkan telah dilakukan investigasi dan data menunjukkan semuanya KIPI ringan," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan melalui sambungan telepon, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: Survei SMRC: Mayoritas Warga Bersedia Disuntik Vaksin AstraZeneca

Hingga saat ini, kata Hindra, hanya satu peserta vaksinasi yang masih diobservasi melalui penelitian laboratorium.

Sementara itu, peserta lainnya yang mengalami gejala serupa setelah vaksin telah diperbolehkan pulang.

"Gejala-gejala yang diperlihatkan kan muntah, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan sebagainya merupakan gejala ringan yang biasa ditemukan. Satu orang yang mesti dilakukan observasi mudah-mudahan sudah bisa pulang hari ini karena laporan laboratorium dan semua penelitian normal," kata dia. 

Hindra mengatakan, angka kasus KIPI di dua daerah tersebut lebih rendah dari angka yang diperlihatkan pada uji klinis AstraZeneca fase 1, fase 2, dan fase 3 di beberapa negara di dunia.

"Saya tidak hapal jumlahnya, tetapi proporsinya sangat rendah dibandingkan ribuan vaksin yang diberikan tentunya. Kalau vaksinnya tuh 4.000 atau 6.000 (dosis)," kata Hindra saat ditanya terkait jumlah kasus KIPI di Kota Manado dan Kota Bitung.

Baca juga: 5.509 Warga Sulut Telah Divaksin AstraZeneca, 358 Alami KIPI, 4 Dirawat

Atas kesimpulan tersebut, Komnas KIPI telah mengeluarkan surat rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Tim Komisariat Daerah Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (Komda KIPI).

"Kami membuat surat kepada Komda KIPI bahwa dari hasil kajian bahwa KIPI-nya ringan. Untuk itu kita menyatakan bahwa vaksin ini aman dan dapat diteruskan program vaksinasinya dan mudah-mudahan Komda KIPI disampaikan ke Kepala Dinas Kesehatan untuk diteruskan ke gubernur supaya vaksinasinya dapat diteruskan kembali," kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, peserta vaksinasi AstraZeneca di Sulawesi Utara bukan yang terbanyak di Indonesia.

"Vaksin AstraZeneca paling banyak disuntik di Bali, Jawa Timur serta TNI-Polri. Di tempat lain saya enggak dengar tuh ada KIPI-nya sampai sekarang," kata dia dalam jumpa pers kepada wartawan baru-baru ini.

Baca juga: Vaksin Astra Zeneca di Sulut Ditunda, Bagaimana Daerah Lainnya?

Jumlah peserta vaksinasi yang menerima suntikan AstraZeneca di Sulawesi Utara diperkirakan Budi tidak lebih dari 1.000 peserta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com