Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Saya Dikatakan Cinta Tanaman, yang Paling Utama Saya Cinta Manusia...

Kompas.com - 24/03/2021, 19:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengungkapkan salah satu alasannya terus bersemangat mencintai dan merawat tanaman.

Menurut Mega, apabila tanaman dan lingkungan saja dirawat, manusia juga pasti akan lebih disayangi sesamanya.

"Terbayangkan? Kalau saya dikatakan cinta tanaman, dan lain sebagainya. Tentu yang paling utama adalah saya cinta pada manusia," kata Megawati dalam acara peluncuran buku berjudul "Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam", Rabu (24/3/2021) yang dipantau secara daring.

Ia pun bercerita pengalamannya saat menemukan tanaman di pinggir jalan.

Baca juga: Megawati: Jokowi Dikocok Ingin 3 Periode, yang Ngomong Itu Sebenarnya yang Mau

Setelah mengambil tanaman itu, Megawati berinisiatif agar tanaman tersebut dibudidayakan.

Presiden ke-5 RI itu menemukan makna filosofis dari cerita itu. Ia menilai, daripada tanaman dibiarkan hidup di pinggir jalan, akan lebih baik jika dibudidayakan dan diberikan kepada orang lain.

Dari cerita itu pula, harap dia, mampu membuat cara berpikir para kader selalu berorientasi pada rakyat.

"Itu kan artinya, rasa kemanusiaan kita, perikemanusiaan kita yang harus kita berikan. Jadi saya sangat berkeinginan PDI Perjuangan ini menjadi sebuah partai yang oleh rakyat dicintai, karena apa? Karena anak-anaknya, strukturnya, eksekutifnya, legislatifnya itu membuat cara berpikir mereka itu akan mendapatkan efek publik," ujarnya.

Menurut Mega, dari cerita tersebut, seharusnya para kader dapat belajar untuk selalu berbuat sesuatu demi menyejahterakan rakyat. Termasuk kader yang kini duduk di parlemen. 

Sebab, menurutnya, para kader itu dipilih oleh rakyat untuk menjadi wakilnya.

"Kalau kalian ini diam saja, lalu kalian jadi anggota DPR, tidak akan mungkin akan dipilih. Tidak akan mungkin, kecuali kalian ini memang niatnya mencari uang, yang akhirnya bisa salah jalan yang mana saya sendiri juga akhir-akhir ini merasa sangat sedih kalau ada anggota kita yang kena korupsi," tutur dia.

Berkaitan dengan hal tersebut, Megawati menyayangkan beberapa kader terjerat kasus korupsi di tengah jabatan yang seharusnya memperjuangkan rakyat.

Ia menilai dan mempertanyakan apa maksud dari para kader tersebut melakukan korupsi.

"Mengapa kita tidak berpikir yang lebih baik, kita memberikan pencerahan kepada masyarakat, dengan cara menanam misalnya," ucap Megawati.

Diketahui, PDI-P meluncurkan buku yang mengisahkan pengalaman Megawati Soekarnoputri dalam menjaga bumi.

Baca juga: Megawati: Negara Kita Kaya, Jangan Pikir Ketahanan Pangan, tetapi Kedaulatan Pangan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, buku itu berjudul "Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam" yang diluncurkan pada Rabu (24/3/2021).

Maksud dan tujuan diluncurkannya buku ini, kata dia, untuk menjadi panduan seluruh kader PDI-P dalam membangun kultur partai seperti merawat sungai, membersihkan lingkungan, dan menanam lingkungan.

"Berpolitik itu merawat kehidupan, membangun peradaban. Dengan lingkungan hidup yang indah, asri, dan bersih, akan menciptakan rasa syukur. Ruang sosial menjadi nyaman. Karena itulah menanam tanaman bersifat wajib sebagai kesadaran berorganisasi partai," kata Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com