Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Megawati Dua Kali Kecolongan, Demokrat Minta Jangan Ada yang Adu Domba SBY dan Megawati

Kompas.com - 18/02/2021, 19:35 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta seluruh pihak untuk tidak mengadu domba Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Hal ini disampaikan Herzaky menanggapi pernyataan mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzukie Alie soal pernyataan SBY yang menyebut Megawati kecolongan dua kali dan kemudian dibalas dengan pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristyanto.

"Kami minta setiap pihak untuk tidak mencoba mengadu domba Bapak SBY dan Ibu Megawati, ataupun mengadu domba Partai Demokrat dan PDIP," kata Herzaky dalam siaran pers, Kamis (18/2/2021).

Herzaky mengatakan, SBY dan Megawati mestinya ditempatkan di posisi terhormat karena keduanya pernah dipercaya memimpin Indonesia sebagai presiden keenam dan kelima.

"Tidak malah kita bawa-bawa dan adu domba untuk kepentingan pribadi, apalagi segelintir orang yang tidak bermartabat," ujar Herzaky.

Baca juga: AHY Sebut Jokowi Tak Tahu-menahu soal Kudeta di Demokrat

Herzaky pun mengajak seluruh pihak mengedepankan data dan fakta dalam berbicara, tidak menebar tuduhan tak berdasar, fitnah, maupun pernyataan yang tak bisa diverifikasi.

Ia mengingatkan agar rakyat yang sedang susah tidak dibebani dengan berita-berita hoaks dan fitnah.

Di samping itu, Herzaky juga mengaitkan pernyataan Marzuki dengan isu dugaan keterlibatannya dalam Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan Partai Demokrat (GPK-PD) yang telah dibantah oleh mantan Ketua DPR itu.

"Pertanyaan besar kemudian mengemuka tatkala Pak Marzuki Alie yang sebelumnya selalu mengklaim tidak terlibat GPK PD, mengapa ikut-ikutan menyebar tuduhan dan informasi yang tidak dapat diverifikasi, selain oleh Pak Marzuki Alie sendiri?" kata Herzaky.

Herzaky menegaskan, isu kudeta di Partai Demokrat bukan soal persaingan antara SBY dan Mega, atau Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono versus Presiden Joko Widodo.

"Ini adalah perjuangan melawan penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, yang mengancam dan merusak demokrasi kita," kata Herzaky.

Baca juga: Soal Kudeta di Partai Demokrat, AHY: Bapak SBY di Belakang Kita

Diberitakan sebelumnya, Marzuki mengungkapkan SBY pernah menyatakan bahwa Megawai kecolongan dua kali saat pilpres 2004.

Kala itu Megawati mencalonkan sebagai presiden bersama Hasyim Muzadi sebagai wakilnya, namun kalah dari SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.

SBY dan Kalla sama-sama menjabat menteri di kabinet yang dipimpin Megawati.

SBY menjabat Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) namun mengundurkan diri menjelang Pilpres 2004. Adapun Jusuf Kalla menjabat Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com