Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gedung Sarinah dan Seruan Benci Produk Asing dari Jokowi

Kompas.com - 18/03/2021, 08:43 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sekitar dua pekan lalu Presiden Joko Widodo menyampaikan seruan untuk membenci produk asing.

Seruan itu disampaikan Presiden saat membuka Rapat Kerja Nsional Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3/2021).

"Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia, harus terus digaungkan, produk-produk dalam negeri. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Gaungkan Benci Produk dari Luar Negeri

Pernyataan Jokowi itu langsung membuat jagat politik nasional ramai. Pasalnya, hingga saat ini Indonesia belum bisa bergantung sepenuhnya dengan mengandalkan produksi dalam negeri untuk memenuhi konsumsi masyarakat.

Adapun Jokowi menyampaikan seruan tersebut lantaran merasa kesal atas dominasi produk impor di dalam perdagangan dalam negeri. Menurut Jokowi, hal itu akan merugikan para pelaku UMKM.

Kendati demikian, sejatinya spirit untuk membela produk UMKM untuk membela para produsen dalam negeri telah digaungkan sejak lama oleh Presiden Soekarno.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan Soekarno untuk mengangkat derajat produk UMKM agar mampu bersaing ialah dengan membangun Gedung Sarinah yang berlokasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Sarinah pada awalnya merupakan pusat perbelanjaan pertama di Tanah Air yang diperuntukkan sebagai etalase barang produksi dalam negeri, khususnya yang berasal dari UMKM.

Baca juga: Gaungkan Benci Produk Luar Negeri Jadi Polemik, Jokowi: Gitu Aja Rame

Biaya pembangunannya berasal dari dana pampasan perang atau kompensasi dari pemerintah Jepang sebagai konsekuensi atas penjajahannya di Indonesia setelah kalah dalam Perang Dunia II melawan sekutu.

Gedung Sarinah memiliki tinggi 74 meter yang terdiri dari 15 lantai. Itu menjadikannya bangunan pencakar langit pertama di Indonesia. Sebagai pusat perbelanjaan modern pertama, Sarinah saat itu langsung jadi ikon berbelanja di Jakarta.

Sementara itu, nama Sarinah diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil. Bung Karno mengaku sangat mengagumi wanita tersebut karena Sarinah-lah yang menanamkan kecintaan Soekarno kepada rakyat kecil.

"Sarinah mengambil namanya dari salah seorang pengasuh Presiden Soekarno di masa kecilnya. Kesan mendalam tentang kebesaran jiwa menjadi ilham disematkannya nama tersebut," demikian dikutip dari Sarinah.co.id.

Kecintaan Soekarno dan rasa hormat yang tinggi terhadap Sarinah diwujudkan dengan menamai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia sesuai dengan nama pengasuhnya itu. Sarinah resmi dibuka pada 15 Agustus 1966.

Baca juga: Lahir Kembali, Sarinah Bakal Jadi Merek Pemersatu Bangsa

Selain sebagai etalase produk UMKM, tujuan awal Sarinah didirikan juga untuk memenuhi kebutuhan rakyat agar bisa mendapatkan barang-barang murah, tetapi dengan mutu yang bagus dan harga yang tidak terlalu tinggi.

Bung Karno pun berharap Sarinah menjadi stimulan, mediator, dan alat distribusi ekonomi yang tengah sulit kala itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com