Soekarno ingin mendirikan store yang menyediakan kebutuhan wanita, anak-anak, pria, dan sebagainya. Dengan segala kelengkapannya, maka Soekarno menyebutnya sebagai "Toko Serba Ada".
Gagasan pembangunan Sarinah berawal dari lawatan Soekarno ke sejumlah negara. Ia berpikir, sudah saatnya Indonesia memiliki pusat perbelanjaan yang menyediakan segala kebutuhan.
Pada 1992, PT Sarinah mulai mengembangkan beberapa bisnis eceran. Sarinah juga menjangkau pembinaan perajin/koperasi. Bisnis kerajinan laku keras.
Baca juga: Terkait Renovasi Sarinah, Basuki Minta Kualitas dan Estetika Diperhatikan
Hal ini terbukti di lantai 3 dan lantai 4 Toserba Sarinah Thamrin mampu menampung 470 perajin dengan 8.000 jenis barang. Saat itu, Sarinah menjadi pusat kerajinan terlengkap dan terbesar di Indonesia.
Namun, seiring berjalannya waktu, bukannya hendak menjadi etalase UMKM, Sarinah justru banyak menampung produk luar negeri.
Kini pemerintah tengah merenovasi Gedung Sarinah dan berupaya membawakan kembali spirit lama ke dalamnya sebagai etalase produk UMKM.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati mengatakan, Sarinah akan lahir kembali sebagai nation brand (merek pemersatu bangsa).
Oleh karena itu, transformasi Sarinah nantinya menjadi merek pemersatu bangsa, sekaligus ikon Jakarta.
Baca juga: Penyewa Sarinah Didominasi Peritel Lokal Sebesar 80 Persen
Untuk menjadikan Sarinah sebagai merek pemersatu bangsa, PT Sarinah (Persero) akan mengusung konsep yang masuk ke semua generasi, mulai dari baby boomers hingga generasi seterusnya.
Meski akan menjadi lebih modern, Sarinah juga akan bertransformasi untuk kembali ke khitahnya.
"Sarinah ingin atau lahir kembali sebagai program transformasi merek pemersatu bangsa," ucap Fetty dalam bincang virtual, Sabtu (20/2/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.