Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Benny Mamoto Tangkap Kalapas yang Terlibat Sindikat Narkoba

Kompas.com - 21/02/2021, 13:34 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto menceritakan pengalamannya saat menangkap Kepala Lembaga Permasyarakatan (Kalapas) Narkotika Nusakambangan Marwan Adli yang terlibat sindikat pengedar narkoba pada 2011.

Pengalaman itu ia ceritakan menyusul tertangkapnya Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi terkait dugaan penyalahgunaan narkoba.

Baca juga: Kompolnas: Direktorat Narkoba Perlu Diawasi Ketat, Lengah Sedikit Direkrut Sindikat

Ketika menangkap Kalapas Narkotika Nusakambangan, Benny masih menjabat Direktur Narkotika Alami Badan Narkotika Nasional (BNN).

Ia meringkus Marwan serta anak dan cucu karena menerima uang dari peredaran narkoba yang dikendalikan narapidana bernama Hertony.

Uang tersebut diterima Marwan melalui rekening anak dan cucunya.

"Bayangkan ketika saya menangkap Kalapas Narkotika Nusakambangan, itu ada napi, anak emas yang setiap saat bisa keluar ikut pacuan kuda," ujar Benny, dalam diskusi virtual medcom.id, Minggu (21/2/2021).

Baca juga: Kapolsek Astana Anyar Bandung Ditangkap karena Narkoba, Kapolri: Saya Tindak Tegas

Menurut Benny, kasus yang menjerat Marwan tersebut tak sedikit berbeda dengan penangkapan aparat penegak hukum.

Menurutnya, pemberantasan narkoba di Tanah Air perlu dilakukan secara komprehensif. Caranya, dengan menekan permintaan pasar dan pasokan narkoba.

Di samping itu, ia juga menyarankan supaya aparat berani mengambil tindakan tegas.

Sebab, tak sedikit para sindikat narkoba yang sudah dijebloskan ke penjara, justru masih leluasa menjalankan gurita bisnisnya.

"Selama di lapas buat dia kapok, dia suka di lapas karena lebih bebas katanya dalam rangka bertransksi," kata Benny.

Baca juga: Kasus Kapolsek Terjerat Narkoba Dinilai Pukulan Telak bagi Kapolri Listyo Sigit

Untuk itu, ia menyarankan, selain sanksi pidana, narapidana sindikat narkoba juga perlu dimiskinkan.

Menurutnya, semua aset kekayaan milik para sindikat narkoba bisa digunakan negara, baik untuk keperluan pemberantasan maupun rehabilitasi.

"Kemudian aparatnya perlu pengawasan secara ketat dan berikan sanksi tegas. Saya sependapat dengan Pak Listyo (Kapolri). Pilihannya hanya satu, pecat ajukan ke pengadilan. Kalau itu diterapkan betul, saya yakin pelanggaran oleh oknum ini bisa ditekan," imbuh dia.

Baca juga: Kapolsek Ditangkap karena Narkoba, Ketua Komisi III: Harus Dipecat dan Dipidana

Sebelumnya diberitakan, Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni serta belasan anggotanya diamankan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Barat karena dugaan penyalahgunaan narkoba, Rabu (17/2/2021).

Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri kemudian mencopot jabatan Kompol Yuni.

Dofiri mengatakan, pihaknya terus mendalami keterlibatan kapolsek dan belasan anggota Polsek Astana Anyar tersebut.

"Kita terus melakukan pendalaman dan pemeriksaan, kalau memang hal itu benar dan bukti menunjukkan bahwa memang ada keterlibatan dalam penyalahgunaan narkoba, tentunya kita akan melakukan tindakan tegas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com