Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Sebut Penggunaan GeNose Bersifat Opsional, Tak Bisa Gantikan Swab Test PCR

Kompas.com - 29/01/2021, 16:56 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, alat screening Covid-19 GeNose bersifat opsional.

Menurutnya, penggunaan GeNose telah diatur dalam perpanjangan Surat Edaran (SE) pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri.

"Dalam SE disebutkan bahwa khusus moda transportasi kereta api jalur non aglomerasi atau jarak jauh ditambahkan adanya alat screening baru yakni GeNose19," ujar Wiku dikutip dari tayangan di kanal YouTube BNPB, Jumat (29/1/2021).

"Sebagai syarat perjalanan opsional selain PCR atau rapid test antigen," lanjutnya.

Baca juga: Satgas: GeNose Tidak Bisa Gantikan PCR untuk Diagnosis Covid-19

Wiku juga mengungkapkan, GeNose diharapkan dapat menjadi opsi tambahan jika terjadi penumpukan pelaku perjalanan di stasiun kereta api.

Hal ini mengingat hanya perlu waktu singkat bagi alat ini untuk memberikan hasil dengan tingkat akurasi mencapai 93 persen.

Meski demikian, Wiku mengingatkan metode GeNose hanya berfungsi untuk screening atau penyaringan kasus Covid-19.

Dia menegaskan, GeNose tidak bisa menggantikan swab test PCR yang berfungsi mendiagnosis Covid-19.

Baca juga: Epidemiolog Sebut Penggunaan GeNose untuk Tes Covid-19 Terburu-buru dan Tabrak Prosedur

"Perlu diingat bahwa metode genose berfungsi untuk screening dan tidak bisa menggantikan PCR yang berfungsi untuk diagnosis," katanya.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, GeNose merupakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak Maret 2020.

Mulai 5 Februari 2021, GeNose akan digunakan sebagai alat untuk mendeteksi Covid-19 di stasiun-stasiun kereta api dan terminal.

Baca juga: Jadi Syarat Naik Kereta, Apa Beda GeNose, Rapid Test, dan Swab?

Alat ini pun telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak Ppada 24 Desember 2020.

Untuk menggunakan GeNose, seseorang akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.

Sensor-sensor dalam tabung kemudian mendeteksi Volatile Organic Compound (VoC) dalam embusan napas manusia.

Pola VoC orang sakit dan sehat akan berbeda. Nantinya, data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan sehingga memunculkan hasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com