JAKARTA, KOMPAS.com – Fenomena penuhnya rumah sakit rujukan Covid-19 kini menjadi kenyataan yang harus dihadapi masyarakat sekaligus tenaga kesehatan di tengah pandemi yang masih melanda.
Mereka yang anggota keluarganya terpapar Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat pun harus kesulitan mencari-cari rumah sakit yang masih memiliki tempat tidur isolasi.
Tak jarang mereka harus lebih dulu mendatangi lebih dari lima rumah sakit untuk mencari tempat isolasi yang masih memiliki daya tampung. Bahkan ada yang baru mendapatkan tempat untuk isolasi di rumah sakit kesepuluh yang mereka datangi.
Baca juga: Rumah Sakit di Jakarta Penuh, Wisma Atlet Kesulitan Rujuk Pasien Covid-19 Gejala Berat
Ada pula pasien yang sampai mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan mencari rumah sakit rujukan Covid-19 untuk tempat isolasi.
Sesumber pemerintah
Padahal jauh hari sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto pernah menyatakan tidak ada kapasitas layanan kesehatan yang terbatas dalam penanganan pandemi virus corona atau Covid-19.
Airlangga saat itu memastikan pemerintah memiliki dana yang cukup untuk menyediakan fasilitas kesehatan terkait penanganan pandemi.
"Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas. Pemerintah sudah mempunyai dana yang cukup," kata Airlangga di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Kendati pemerintah menyatakan memiliki dana yang cukup, Sekjen Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ichsan Hanafi mengeluhkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan yang belum membayar tagihan uang perawatan pasien Covid-19 ke RS Swasta hingga puluhan miliaran rupiah.
"Satu rumah sakit saja bisa puluhan miliar. Ya beberapa miliar ya. Nah ini yang teman perlu suntikan dana itu," kata Ichsan.
Baca juga: LaporCovid-19 Terima 34 Laporan Kasus Pasien Ditolak Rumah Sakit karena Penuh
Dia mengatakan, klaim pembayaran untuk pasien Covid-19 belum cair hingga saat ini karena anggaran untuk perawatan pasien Covid-19 belum cair.
Padahal, kata Ichsan, beberapa rumah sakit sudah mengeluh tidak mendapat pembayaran atas perawatan pasien Covid-19 berbulan-bulan.
"Kami RS kendala sekarang adalah pembayaran. Pembayaran ini yang untuk klaim ini dengan alasan anggaran belum turun. Jadi beberapa bulan ini klaim kami banyak yang belum dibayar," kata Ichsan.
Dia menambahkan, dampak keterlambatan pembayaran klaim terasa pada rumah sakit swasta kecil.
"Sehingga RS swasta yang kecil-kecil agak terengah-engah," ucap Ichsan.
Baca juga: Kerja Sama dengan BNPB, Pemkot Bogor Bangun Rumah Sakit Lapangan untuk Pasien Covid-19