Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Gempa Sulut: 5 Rumah dan Satu Gereja Rusak di Kepulauan Talaud

Kompas.com - 22/01/2021, 11:52 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, melaporkan 5 rumah warga dan satu gereja terdampak gempa berkekuatan 7,0 yang terjadi Kamis (21/1/2021) malam pukul 19.23 WIB.

BPBD setempat menginformasikan, dari lima rumah warga tersebut, sebanyak dua unit rumah mengalami rusak ringan.

"Tingkat kerusakan pada ketiga unit rumah tersebut masih dalam proses pendataan petugas di lapangan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dalam keterangan rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Baca juga: Gempa di Talaud, Sulawesi Utara, Kerusakan Terjadi di Dua Kecamatan

BPBD melaporkan, dua unit rumah rusak ringan berada di Desa Rae, Kecamatan Beo Utara.

Sementara rumah terdampak lainnya yaitu Desa Ganalo di Kecamatan Tampan Amma, Desa Mala di Kecamatan Melonguane, dan Desa Bantik di Kecamatan Beo.

Selain tempat tinggal, gempa juga dilaporkan mengakibatkan satu unit gereja terdampak di Desa Ganalo, Kecamatan Tampan Amma dan RSUD di Desa Mala, Kecamatan Melonguane.

"Pantauan sementara BPBD, kerusakan minor teridentifikasi pada RSUD," ujarnya.

Ia melanjutkan, untuk laporan tingkat kerusakan bangunan masih dalam pendataan petugas di lapangan.

Baca juga: 6 Fakta Tunjaman Lempeng Laut Filipina yang Picu Gempa Talaud M 7,0

Berdasarkan data BPBD hingga Jumat pukul 08.00 WIB, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa tersebut.

Pasca gempa, tim BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud melakukan pendataan, koordinasi dengan instansi terkait, serta evakuasi keluarga terdampak.

Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Talaud berpotensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.

"Sebanyak 18 kecamatan pada kabupaten tersebut berada pada potensi bahaya dengan kategori tersebut," terang Raditya.

Baca juga: Gempa Magnitudo 7,0 Guncang Talaud, Simak Analisis Lengkap BMKG

Sementara itu, dilihat dari sisi risiko sebanyak 86.759 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa bumi di 18 kecamatan, Kabupaten Kepulauan Talaud. Adapun luas bahaya yang berpotensi yaitu 75.479 hektar.

Berdasarkan data BPBD setempat, masyarakat di Kepulauan Talaud memiliki catatan historis terdampak gempa berkekuatan besar yaitu pada 1914, 1957, 1969 dan 2009.

"Data bencana gempa menunjukkan bahwa korban jiwa terjadi dikarenakan reruntuhan bangunan dan bukan guncangan gempa," ujarnya.

Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat Kepulauan Talaud untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan.

Baca juga: Rumah Warga Roboh dan Ubin RSUD Talaud Pecah akibat Gempa di Sulawesi Utara

Sebelumnya, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Manado Edward Henry Mengko menyebutkan, pusat gempa berada di 134 kilometer timur laut Melonguane, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 154 kilometer.

"Gempa magnitudo 7,1 ini tidak berpotensi tsunami," katanya lewat pesan singkat saat dikonfirmasi, Kamis.

Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa ini dirasakan warga di Kota Manado, Minahasa, Sangihe, Talaud, Bitung, Tomohon, dan Bolaang Mongondow Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com