Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Covid-19 Tinggi, Satgas: Bukan Saatnya Buat Kerumunan

Kompas.com - 19/01/2021, 09:23 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mewanti-wanti masyarakat untuk tak membuat kerumunan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Ia mengingatkan bahwa saat ini pandemi masih belum berakhir. Bahkan penularan virus corona terus meningkat.

"Sekarang bukan saatnya membuat kerumunan apalagi melakukan kontak fisik atau dekat saat penularan Covid-19 masih di puncak," kata Reisa dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (19/1/2021).

"Tidak sepadan nyawa dan kesehatan kita dan orang lain jika hanya untuk beramai-ramai berkerumun apalagi hanya dengan alasan kebosanan," tuturnya.

Reisa pun mengajak masyarakat untuk sebisa mungkin mengurangi mobilitas. Ia mengimbau agar warga lebih produktif di rumah.

Baca juga: 4 Fakta Penangkapan Komplotan Pemalsu Surat Tes Covid-19

Aktivitas di luar rumah, kata dia, hendaknya hanya untuk kepentingan yang mendesak.

"Semakin sedikit orang di ruang publik yang rawan akan beredarnya virus, maka semakin sulit virus ini untuk mencari korban baru untuk diinfeksi," ujar Reisa.

Selain menghindari kerumunan, Reisa juga mengingatkan seluruh warga untuk patuh menggunakan masker ketika berinteraksi dengan orang lain, bahkan saudara sekalipun.

Ia mengingatkan agar masyarakat menggunakan masker yang baik, yakni masker kain tiga lapis atau masker medis. Diimbau pula untuk masyarakat menggunakan masker secara benar sesuai dengan panduan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Terakhir, masyarakat juga diminta rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir minimal 20 detik.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Harapan, dan Pijakan Kaki

Reisa mengingatkan bahwa permukaan benda yang dipakai atau disentuh seseorang, apalagi di ruang publik, berpotensi terpapar virus. Rajin mencuci tangan dapat membunuh virus, bakteri, atau kuman penyebab penyakit lainnya.

"Dengan lebih dari 20.000 kematian rata-rata, lebih dari 10.000 kasus per hari, kita semua harus segera bertindak secara drastis untuk memutus penularan," kata Reisa.

"Kita harus bisa menyerang balik virusnya karena semakin kita ketat menekan peredaran dari virus ini, semakin sedikit kesempatannya untuk bermutasi juga atau berubah menjadi sesuatu yang lebih mengkhawatirkan," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com