Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Minta Pembukaan Sekolah Tatap Muka Harus Perhatikan Data Kasus Covid-19

Kompas.com - 08/01/2021, 11:49 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pembukaan sekolah tatap muka di tengah pandemi harus mengutamakan keselamatan siswa.

Oleh sebab itu, Wiku meminta pemerintah daerah (pemda) yang memiliki kewenangan membuka sekolah, agar memerhatikan data perkembangan kasus Covid-19.

"Kesiapan pembukaan pembelajaran tatap muka ini, juga perlu memerhatikan data perkembangan kasus Covid-19. Khususnya pada usia anak sekolah," kata Wiku dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (7/1/2021).

Baca juga: Bupati Bogor Tunda Sekolah Tatap Muka: Enggak Ada Coba-coba, Covid-19 Masih Bahaya

Ia mengatakan, pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan jika persyaratan-persyaratan yang ditentukan sudah terpenuhi.

Hal tersebut merupakan kewenangan pemda, kanwil atau kantor Kementerian Agama sekaligus persetujuan orang tua.

"Hal ini sesuai Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 November 2020," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Bekasi Tunda Rencana Kegiatan Belajar Tatap Muka

Wiku mengungkapkan, pembelajaran tatap muka menimbulkan kekhawatiran anak-anak rentang usia sekolah dapat tertular Covid-19.

Pasalnya, rentang usia anak sekolah menyumbang sebesar 8,87 persen dari total kasus nasional. Dalam jumlah, usia anak sekolah menyumbang 59.776 kasus dari total kasus kumulatif.

Ia pun menjabarkan secara rinci, anak pada usia Sekolah Dasar (SD) yaitu 7-12 tahun menyumbang angka kasus terbanyak 17.815 kasus atau 29,8 persen.

"Diikuti usia setara SMA yaitu 16-18 tahun di angka 13.854 kasus atau 23,17 persen, usia setara SMP yaitu 13-15 tahun sebanyak 11.239 kasus 18,8 persen, usia setara TK yaitu 3-6 tahun sebanyak 8.566 kasus 14,3 persen, dan usia PAUD yaitu 0-2 tahun sebanyak 8.292 kasus 13,8 persen," tutur Wiku.

Baca juga: Pemkot Banjarmasin Kembali Tunda Pembelajaran Tatap Muka

Menurut Wiku, jika ditelaah ada peningkatan kasus terkonfirmasi pada setiap penggolongan umur. Peningkatan kasus terbesar ada pada usia TK, Paud dan SD di mana kenaikannya di atas 50 persen hanya dalam kurun waktu satu bulan.

Berdasarkan sebaran daerah, ada sejumlah provinsi dengan konfirmasi tertinggi pada rentang usia anak sekolah, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat dan Banten.

"Di mana DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah konsisten menempati peringkat 4 teratas pada seluruh golongan umur rentang usia sekolah," ungkap Wiku.

Baca juga: Anggota DPR Minta Belajar Tatap Muka Diberlakukan di Daerah Tertentu

Sementara itu, secara nasional terdapat tiga provinsi teratas dengan penyumbang kematian tertinggi rentang usia sekolah.

Pada rentang usia PAUD, terdapat di Sulawesi Utara 6,78 persen, Nusa Tenggara Barat 4,72 persen, dan Nusa Tenggara Timur 4,35 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com