Salin Artikel

Satgas Minta Pembukaan Sekolah Tatap Muka Harus Perhatikan Data Kasus Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pembukaan sekolah tatap muka di tengah pandemi harus mengutamakan keselamatan siswa.

Oleh sebab itu, Wiku meminta pemerintah daerah (pemda) yang memiliki kewenangan membuka sekolah, agar memerhatikan data perkembangan kasus Covid-19.

"Kesiapan pembukaan pembelajaran tatap muka ini, juga perlu memerhatikan data perkembangan kasus Covid-19. Khususnya pada usia anak sekolah," kata Wiku dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (7/1/2021).

Ia mengatakan, pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan jika persyaratan-persyaratan yang ditentukan sudah terpenuhi.

Hal tersebut merupakan kewenangan pemda, kanwil atau kantor Kementerian Agama sekaligus persetujuan orang tua.

"Hal ini sesuai Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 November 2020," ujarnya.

Wiku mengungkapkan, pembelajaran tatap muka menimbulkan kekhawatiran anak-anak rentang usia sekolah dapat tertular Covid-19.

Pasalnya, rentang usia anak sekolah menyumbang sebesar 8,87 persen dari total kasus nasional. Dalam jumlah, usia anak sekolah menyumbang 59.776 kasus dari total kasus kumulatif.

Ia pun menjabarkan secara rinci, anak pada usia Sekolah Dasar (SD) yaitu 7-12 tahun menyumbang angka kasus terbanyak 17.815 kasus atau 29,8 persen.

"Diikuti usia setara SMA yaitu 16-18 tahun di angka 13.854 kasus atau 23,17 persen, usia setara SMP yaitu 13-15 tahun sebanyak 11.239 kasus 18,8 persen, usia setara TK yaitu 3-6 tahun sebanyak 8.566 kasus 14,3 persen, dan usia PAUD yaitu 0-2 tahun sebanyak 8.292 kasus 13,8 persen," tutur Wiku.

Menurut Wiku, jika ditelaah ada peningkatan kasus terkonfirmasi pada setiap penggolongan umur. Peningkatan kasus terbesar ada pada usia TK, Paud dan SD di mana kenaikannya di atas 50 persen hanya dalam kurun waktu satu bulan.

Berdasarkan sebaran daerah, ada sejumlah provinsi dengan konfirmasi tertinggi pada rentang usia anak sekolah, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat dan Banten.

"Di mana DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah konsisten menempati peringkat 4 teratas pada seluruh golongan umur rentang usia sekolah," ungkap Wiku.

Sementara itu, secara nasional terdapat tiga provinsi teratas dengan penyumbang kematian tertinggi rentang usia sekolah.

Pada rentang usia PAUD, terdapat di Sulawesi Utara 6,78 persen, Nusa Tenggara Barat 4,72 persen, dan Nusa Tenggara Timur 4,35 persen.

Untuk rentang usia TK terdapat di Jawa Timur 4,6 persen, Riau 0,73 persen, dan Kepulauan Riau 0,72 persen.

"Rentang usia SD terdapat di Jawa Timur 4,96 persen, Gorontalo 1,449 persen, dan Sulawesi Tengah 1,47 persen," ucap dia.

Kemudian, rentang usia SMP terdapat di Jawa Timur 4,96 persen, Gorontalo 2,08 persen, dan Nusa Tenggara Barat 0,85 persen.

Lalu, rentang usia SMA terdapat di Jawa Timur 4,62 persen, Gorontalo 1,64 persen, dan Aceh 1,53 persen.

"Data ini disampaikan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan bentuk transparansi satgas kepada pemerintah daerah dan masyarakat. Data ini selayaknya dijadikan dasar pertimbangan sebelum mengeluarkan izin pembelajaran tatap muka," harap Wiku.

Dia juga berharap, daerah yang merasa kasus positifnya tinggi untuk fokus terlebih dahulu pada penanganan pandemi.

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/08/11492031/satgas-minta-pembukaan-sekolah-tatap-muka-harus-perhatikan-data-kasus-covid

Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke