JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut, mulai tahun 2021 pemerintah akan membangun tujuh lokasi pembibitan tanaman (nursery).
Ketujuh lokasi itu tersebar di sejumlah wilayah Tanah Air.
"Kita harapkan mulai tahun depan ini akan dibangun kurang lebih tujuh nursery," kata Jokowi saat meninjau lokasi pembangunan Pusat Sumber Benih dan Persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat, dipantau melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (27/11/2020).
Baca juga: Jokowi Tinjau Pembangunan Pusat Perbenihan untuk Atasi Bencana Ekologis
"Lokasi pembibitan itu ada di Bogor di Jawa Barat, kemudian ada di Toba di Sumatera Utara, kemudian ada di Mandalika di NTB, kemudian ada di Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dan ada di Sulawesi Utara di Likupang," papar dia.
Jokowi berharap, pembangunan pusat perbenihan di Bogor dapat selesai di tahun 2021.
Ia juga berharap, tahun depan pusat perbenihan ini sudah berproduksi dan menghasilkan setidaknya 16 juta bibit tanaman.
Bibit-bibit ini akan difungsikan untuk mengatasi bencana ekologis dengan cara disebar di lokasi-lokasi yang kerap mengalami banjir atau kabupaten/kota yang sering longsor.
Selain fungsi ekologi, Jokowi juga berharap ada fungsi-fungsi ekonomi yang dihasilkan dari lokasi pembibitan ini.
"Sehingga tadi saya sudah berpesan untuk pembibitan di Rumpin, Bogor ini agar ditanam tanaman tanaman yang punya fungsi ekologi maupun fungsi ekonomi karena ke depan kita ingin mengembangkan green economy," ujar dia.
Baca juga: Dorong Milenial Jadi Petani, Kementan: Pertanian Sekarang Banyak Duitnya
Jokowi minta, bibit yang ditanam di pusat perbenihan Rumpin di antaranya abesia, eucalyptus, mahoni, kaya, merbau, eboni, jati, hingga tanaman buah-buahan seperti durian dan lainnya.
Selain itu, lanjut Jokowi, pemerintah akan membangun lokasi pembibitan khusus untuk mangrove.
Pembibitan ini dinilai penting untuk memperbaiki hutan mangrove di Indonesia. Setidaknya, ada 630.000 hektare hutan mangrove yang memerlukan nursery.
"Ke depan Indonesia ingin menuju ke sebuah green economy yang sustainable, yang berkelanjutan dan kita harapkan dampak ekonomi kepada masyarakat bawah itu akan semakin kelihatan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.