Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhimpunan Guru Sebut Pandemi Covid-19 Ubah Interaksi dan Pola Belajar

Kompas.com - 25/11/2020, 17:36 WIB
Irfan Kamil,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Koordinator Nasional Perhimpunan Guru/P2G Satriwan Salim mengatakan, pandemi Covid-19 membuat guru melakukan perubahan-perubahan secara cepat.

Perubahan itu, kata dia, juga termasuk pola interaksi ke murid, ke sesama guru hingga ke orangtua murid.

"Biasanya guru merasa sekolah sebagai rumah kedua, bahkan bisa sampai malam di sekolah. Sekarang dengan pandemi ini, kami dipaksa oleh keadaan untuk mencoba dengan adaptasi-adaptasi baru," kata Satriwan dalam diskusi di Graha BNPB, Rabu (25/11/2020).

"Begitu juga dalam mengajar, kita dipaksa juga oleh pandemi untuk memahami dan bereksperimen dengan teknologi digital," tuturnya.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Dibolehkan Mulai Januari 2021, Ini Teknis Pelaksanaan dan Imbauan Pemerintah

Satriwan menuturkan, adaptasi dengan teknologi hanya dilakukan oleh guru di daerah, kota/kabupaten yang memiliki internet dan jaringan serta memiliki gawai atau laptop.

"Tapi bagi kawan-kawan kita, guru yang jaringan internetnya masih susah, tidak punya gawai apalagi laptop mereka ini tantangannya lebih berat," kata Satriwan.

"Dan pengorbanannya juga saya rasa lebih-lebih dari kami-kami yang daring ini, mereka kawan-kawan guru kita pergi ke rumah-rumah murid untuk mengajar dengan protokol kesehatan," ucapnya.

Lebih jauh dari itu, Satriwan mengatakan, bahkan ada anggota perhimpunan guru yang sampai menyewa motor trail dari Perhutani.

"Kok harus sewa motor? Ya karena rumah anak-anak muridnya itu jauh dan harus melewati perkebunan," kata dia.

Baca juga: Kisah Guru di Sumenep: Jika Hujan, Hanya Bisa Jangkau 4 dari 19 Murid karena Akses Sulit

Kendati demikian, Satriwan menilai tidak hanya guru yang merasakan paksaan dari adanya pandemi Covid-19, tetapi  juga dirasakan oleh murid.

Ia mengatakan, awal-awal pandemi adalah bagian terberat dalam perubahan proses belajar mengajar. Menurutnya, banyak yang memindahkan kondisi belajar dari sekolah ke rumah.

Guru bahkan harus memberikan penugasan setiap hari dengan waktu mengajar tujuh hingga delapan jam per hari.

"Tetapi guru-guru, sekolah, melakukan evaluasi, serta minta pendapat ke orangtua, akhirnya berubah polanya, yang tadinya memindahkan belajar normal ke online sekarang di fase ke dua, ini setelah tahun ajaran baru, diubah menjadi hanya tiga sampai empat jam," kata Satriwan.

"Untuk juga jaga kesehatan mata, supaya enggak pusing melihat layar, dan sakit pinggang," tutur dia.

Baca juga: Cerita Guru Asal Sumenep, Atasi Kebosanan Pembelajaran Jarak Jauh dengan Boneka Puppet hingga Ular Tangga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com