Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam KTT APEC, Jokowi Sebut Fondasi Kebersamaan Melemah

Kompas.com - 20/11/2020, 22:11 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan, Presiden Joko Widodo menyebut fondasi kebersamaan dalam Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) cenderung melemah.

Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/11/2020).

"Presiden secara jujur mengatakan bahwa fondasi kebersamaan yang telah dibangun di masa lalu cenderung melemah. Tahun lalu KTT APEC tidak dapat mencapai kesepakatan," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat. 

Baca juga: Promosikan UU Cipta Kerja di Forum APEC, Jokowi Janjikan Iklim Investasi Berkualitas

Retno mengatakan, pada KTT APEC kali ini dibahas dua agenda utama yakni kerja sama penanganan Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi di kawasan serta pembahasan visi APEC pasca-2020.

Bagi Indonesia, KTT APEC ini menjadi sangat penting lantaran diselenggarakan di tengah situasi pandemi yang menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia serta penajaman rivalitas di antara negara-negara besar.

Pertemuan ini juga dinilai krusial mengingat tahun 2020 merupakan tenggat dari komitmen Bogor Goals yang menjadi kesepakatan APEC tahun 1994.

Baca juga: Pidato di Forum APEC, Jokowi: Tahun 2020 Sangat Sulit bagi Dunia

Pada KTT tahun ini, ada sejumlah isu yang berhasil dimasukkan Indonesia, di antaranya mendorong pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, mendorong pembangunan konektivitas, hingga mendorong pemberdayaan UMKM dan perempuan dalam ekonomi digital.

Isu lainnya yakni mengarusutamakan kepentingan Indonesia di bidang investasi, akses perdagangan, dan pengembangan kapasitas sebagaimana yang tercantum dalam Bogor Goals Tahun 1994.

Menurut Jokowi, kesepakatan yang telah dicapai APEC pada 1994 masih sangat relevan hingga saat ini. Oleh karenanya, kini saatnya APEC membangun kembali komitmen persatuan.

"Presiden di dalam pertemuan juga menyampaikan saatnya APEC membangun kembali komitmen kuat yang dilakukan pada tahun 1994 di Bogor dalam merajut visi APEC pasca-2020," ujar Retno.

Baca juga: KTT APEC 2020, Presiden Xi Jinping Sebut China Titik Pusat Perdagangan Bebas Dunia

Dalam KTT, presiden juga menyampaikan 3 hal yang berkaitan dengan kontraksi ekonomi akibat pandemi.

Pertama, pentingnya merajut kembali kepercayaan strategis (strategic trust) visi APEC pasca-2020 untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan. Kedua, reaktivasi pertumbuhan perekonomian APEC.

Menurut Retno, Jokowi mengharapkan ekonomi tumbuh positif di tahun 2021. Oleh karenanya, hal ini harus diupayakan mulai dari sekarang, misalnya melalui dorongan perjalanan bisnis yang esensial serta optimalisasi APEC business travel card yang disesuaikan dengan protokol kesehatan.

Rantai pasok konektivitas dan digitalisasi ekonomi juga harus diperkuat untuk mendorong upaya ini.

"Dan yang ketiga, presiden menekankan pentingnya reformasi struktural dan multilateralisme harus terus didorong," kata Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com